Perbedaan Rechipping dan Pasang Piggyback, Mana Yang Lebih Baik?

Taufan Rizaldy Putra - Rabu, 4 September 2019 | 21:20 WIB

Rechipping Mobil (Taufan Rizaldy Putra - )

GridOto.com - Selain remapping dan memasang piggyback, rechipping merupakan alternatif lain dalam meningkatkan performa lewat modifikasi ECU mobil.

Jika piggyback adalah sebuah modul aftermarket yang dipasang untuk memanipulasi data yang masuk ke dalam ECU, rechipping artinya mengganti chip bawaan mobil dengan produk aftermarket.

Seperti piggyback, merek chip yang ditawarkan pun cukup beragam.

Superchip, AP Chips, RSchip, Hondata, dbilas dynamic, dan Mcchip-DKR merupakan beberapa merek yang sudah dikenal secara global.

"Kalau piggyback harus potong-potong soket, rechipping harus buka ECU dan menukar chipnya. Keduanya bisa saja dikembalikan menjadi standar," ujar Mashadi, manajer bengkel Exclusive Garage di Tebet, Jakarta Selatan.

Piggyback Dastek Unichip

(Baca Juga: Remapping ECU vs Pasang Piggyback, Apa Perbedaan dari Keduanya?)

Selain bentuk dan cara pasang yang berbeda, piggyback juga memiliki fleksibilitas yang lebih baik.

“Maklum chip itu enggak bisa diprogram ulang. Kalau mau meningkatkan performanya lagi, ya harus ganti,” jelas Victor dari XS Automotive di Pluit, Jakarta Barat.

Jadi sebelum Anda memutuskan untuk memasang chip aftermarket tersebut, Viktor menyarankan agar pemilik mobil menentukan karakter dan settingan yang diinginkan.

Sedangkan piggyback memiliki lebih dari satu map tuning yang dapat dipilih melalui selektor oleh pengendaranya.

"Jadi misalnya untuk map 1 settingan irit, sedangkan map 2 settingan untuk bensin oktan 92, lalu map 3 baru buat full performance," terang Mashadi.

Aditya Pradifta
Beberapa piggyback memiliki selektor untuk memilih settingan map yang berbeda.

(Baca Juga: Kekasihku, Kenalkan Ini Namanya Rechipping Atau Chip Upgrade)

Bicara harga, chip aftermarket ini biasanya dibanderol di kisaran Rp 1,5 hingga 6 juta dengan lama pengerjaan dari 1 sampai 2 hari.

"Rechipping biasanya lebih populer di kalangan mobil-mobil Eropa yang tidak bisa dipasangi piggyback. Makanya kalau mobil Jepang lebih banyak yang pasang piggyback," tutup Mashadi.