GridOto.com -Transportasi massa berbasis online memang banyak membantu aktivitas masyarakat.
Selain mudah, pengguna jasa ojek online (Ojol) ini juga bebas menentukan titik penjemputan.
Karenanya, di lapangan seperti di Jakarta dan kota besar lainnya sering dijumpai pengemudi transportasi online, baik mobil maupun motor, berhenti sembarangan dan menimbulkan kemacetan.
Hal itu rupanya banyak membuat masyarakat mengeluh lantaran Ojol kerap bikin macet.
Menanggapi hal itu Pemerhati Masalah Transportasi, Budiyanto mengatakan bahwa kuota pengemudi ojol perlu ada pengaturan dengan regulasi yang tepat.
(Baca Juga: Driver Ojol di Surabaya Lecehkan Penumpang. Awas! 18 Persen Pelecehan Seksual Terjadi di Transportasi Online)
"Perkembangan ojol sudah tidak terkendali, dimana bagi para driver ekses yang dialami adalah makin sedikitnya order, hukum dagang supply demand tidak seimbang bahwa jumlah pengemudi over supply berbanding jumlah yang order jasa ojol," kata Budiyanto kepada GridOto.com, Jumat (16/8/2019).
Bahkan Budiyanto mengaku, menurut data yang didapat bahwa jumlah pengemudi ojol se Jabodetabek kurang lebih sudah capai 500.000 pengemudi.
"Dampak terhadap permasalahan lalu lintas adalah tidak maksimalnya kinerja lalu lintas karena ojol bergerak, memutar, dan parkir sering tidak pada tempatnya," paparnya.
Sekali lagi jangan sampai terjadi
over jumlah pengemudi berbanding dengan demand pengguna jasa ojol.
(Baca Juga: Shelter Ojol Sudirman Baru. Memudahkan dan Hindari Motor Ngetem)
Untuk itu, ia mengaku perlu ada regulasi dalam bentuk peraturan perundang-undangan Permenhub atau Kemenhub.
"Untuk merumuskan regulasi perlu ada kajian akademik secara komprenhensif dari pakar lalu lintas dan kebijakan publik," tutupnya.