GridOto.com - Mobil Volkswagen lawas memang cukup digemari di Indonesia dengan hadirnya berbagai kolektor dan komunitas mobil pabrikan asal Wolfsburg, Jerman tersebut.
Cerita di balik pilihan merawat kendaraan yang dibuat pascaperang dunia kedua tersebut juga terbilang unik.
Doddy Samperuru, kolektor VW dan pendiri Jakarta VW Campervan mengungkapkan, kisah romansa saya dengan VW itu ia alami sejak kecil.
"Orang tua saya dulu punya VW Super Beetle, saya itu enam bersaudara. Kami sekeluarga dulu pergi kemana-mana naik VW Kodok itu jadi bisa dibayangkan 8 orang ada di dalam mobil yang kecil begitu," kata Doddy, Selasa (13/8/2019).
(Baca Juga: Ingin Rasakan Camping Dengan VW Combi, Masyarakat Bisa Sewa di Jakarta VW Campervan)
Doddy menerangkan, hal inilah yang membuat ia memilih VW Kodok sebagai VW pertamanya.
Cerita itu berlanjut saat Doddy duduk di bangku sekolah di luar negeri, kebetulan kendaraan jemputan di sekolahnya memakai VW Kombi.
"Jadi VW Kombi itukan van bukan bus besar, tapi mobil itu dengan kondisi yang orisinal bisa mengangkut 20 orang anak. Duduknya dempet-dempetan," kenang Doddy.
Menurut Doddy, cerita ini yang membuat ia ingin bernostalgia dengan VW dan kini ia juga memiliki VW Kombi tahun 1979 dan VW Dakota tahun 1963.
(Baca Juga: Kadar Emisi Gas Buang VW Tiguan Allspace Lebih Rendah 23%, Masa Iya?)
"Setelah VW Kodok, saya lanjut membeli VW Kombi keluaran tahun 79 dan yang spesial ya ini VW Dakota tahun 63. VW Dakota di Indonesia terbilang jarang dan waktu itu harganya 5 kali lipat dari Kombi biasa," papar Doddy.
Doddy mengungkapkan, perawatan VW lawas tidaklah sulit.
"Perawatan gampang kok, karena sparepart mesin VW lawas ini sama jadi mau itu VW Kombi atau Beetle isinya sama makanya mesinnya bisa dituker. Yang paling sering dicek ya paling oli aja,” sebutnya.
Ia menambahkan, oli harus dicek secara manual dengan cara melihat langsung apakah sudah hitam atau kental sebaiknya langsung ganti.
(Baca Juga: Jadi Pionir, Doddy Ungkap Tantangan Membuat VW Combi Campervan di Indonesia)