GridOto.com - Dalam perjalanan Toyota Fortuner Hidden Beach, di sekitar Gorontalo kami menemukan plang penunjuk jalan menuju Benteng Orange.
Sayang sekali kalau tidak dikunjungi, karena saat kami cek, jarak dari jalan utama Trans Sulawasi ke situs benteng tak lebih dari 1 km atau sekitar 600 meter.
Meski digunakan oleh bangsa Belanda, namun cagar budaya yang terletak di atas bukit Arang, desa Dambalo, Gorontalo Utara ini dibuat oleh bangsa Portugis pada tahun 1630.
Portugis membuat benteng ini untuk menangkal bajak laut dan serangan musuh dari arah utara termasuk perompak dari Filipina.
(Baca Juga: Toyota Fortuner Hidden Beach: Aspek Keselamatan yang Juga Menenangkan)
Dari area parkir, kami harus menaiki lebih dari 130 anak tangga untuk mencapai area benteng.
Tidak ada pos untuk retribusi, namun penjaga yang menjaga benteng ini mempersilakan kami untuk bayar seikhlasnya.
Tiada aksen atau dekorasi berwarna oranye saat kami datang, dan memang dari dulu seperti itu.
Lantas kenapa bernama orange? Karena ternyata yang memberi nama adalah pimpinan kolonial Belanda pada saat itu, Mr. Snouck Orange setelah Belanda sudah menguasai Sulawesi.
Sebagai benteng, posisinya jelas strategis. Di ujung bukit, pos pemantau bisa melihat pantai yang menghadap Laut Sulawesi.
Bangunannya pun sederhana, terdiri dari dinding berbentuk persegi dengan luas sekitar 50x40 meter. Tapi karena fungsinya sebagai benteng, maka dinding itu tebal dengan ketebalan sekira 60 cm.
Lalu di salah satu sudutnya ada benteng melingkar dengan diameter sekitar 10 meter.
Saat ini Benteng Orange sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Ia sudah menjadi cagar budaya yang dikelola oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata wilayah kerja Provinsi Gorontalo.
Ulasan video tentang Toyota Supra, klik di sini: