Blak-blakan Seri Gurusinga: Dari Sopir Bus Hingga Jadi Profesor Dengan Gelar Kehormatan Pengobatan Patah Tulang

Harun Rasyid - Senin, 12 Agustus 2019 | 14:30 WIB

Seri Gurusinga, anak Alm. Prof. Dr Ng. Rusli Gurusinga yang mendirikan Panti Pengobatan Patah Tulang (Harun Rasyid - )

GridOto.com - Mengalami kecelakaan saat naik motor atau mobil yang mengakibatkan keseleo atau patah tulang tentu tak mengenakkan rasanya.

Sebagian masyarakat jika mengalami hal tersebut lebih memilih pengobatan alternatif karena biayanya relatif terjangkau dibanding perawatan di rumah sakit.

Tapi Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur ada klinik alternatif yang didirikan seorang Profesor Doktor Honoris Causa yaitu seorang yang menerima gelar kehormatan karena berjasa luar biasa dibidangnya.

Klinik spesialis patah tulang dan keseleo tersebut bernama Panti Pengobatan Guru Singa, yang telah didirikan oleh Prof. Dr. Ng. Rusli Gurusinga di wilayah tersebut sejak 1978. 

(Baca Juga: Blak-blakan Anton Jimmi Suwandy: Alasan Toyota HiAce Premio Hanya Tersedia Transmisi Manual di Indonesia)

Sayangnya, pendiri Panti Pengobatan Guru Singa tersebut telah wafat tahun 2007 lalu dan diteruskan oleh putri Almarhum.

Seri Gurusinga, penerus usaha Panti Pengobatan Guru Singa mengatakan, Prof. Dr. Rusli itu menerima gelar honoris causa pada tahun 1997.

"Almarhum Bapak itu menerima gelar doktor kehormatan untuk patah tulang tahun 1997, sebelumnya dulu beliau itu sopir bus Solo Bone Agung rute Jakarta - Sukabumi," ujar Seri, Jumat (9/8/2019).

Seri menuturkan, kemampuan mengobati keseleo dan patah tulang diperoleh ayahnya dari kakeknya yang juga ahli dalam hal tersebut.

(Baca Juga: Blak-blakan Anton Jimmi Suwandy: Kami Sudah Tahu Tak Selamanya Pajak Nol Persen untuk LCGC Berlanjut)

"Ketika jadi sopir bus bapak pernah mengobati bosnya dan berhasil, kebetulan kakek saya di kampung juga bisa mengobati patah tulang ini. Dan dari situ dari mulut ke mulut akhirnya bapak mendirikan klinik ini."

Seri menjelaskan, dalam sehari jumlah pasien yang datang ke klinik ini bisa 100 orang dan klinik ini buka setiap hari.

"Jumlah pasien bisa 100 orang, setiap hari kami buka dari jam 7 pagi sampai 11 malam," kata Seri.

Seri mengungkapkan, jika mengalami jatuh atau kecelakaan dari kendaraan bermotor sebaiknya mengecek dahulu ke rumah sakit.

(Baca Juga: Blak-blakan Teng Herry: Gak Perlu Action Cam Lagi, DVR Untuk Motor Sudah Ada)

"Memang dari keseleo hingga patah tulang bisa kami obati, namun korban kecelakaan sebaiknya mengecek dulu ke rumah sakit karena dikhawatirkan ada luka dalam karena kami hanya mengobati bagian tulangnya saja," papar Seri.

Seri menambahkan, jadi jika korban jatuh dari motor hanya keseleo atau patah tulang tanpa ada bagian yang mengalami luka pendarahan bisa ditangani di Panti Pengobatan Guru Singa.

Penamaan klinik ini ternyata diambil dari nama Gurusinga yakni marga batak di Karo Sumatera Utara, yang merupakan daerah asal pendiri klinik tersebut.

klinik ini juga menghidupi lingkungan sekitar, sampai-sampai gang tempat klinik dinamakan gang Guru Singa oleh masyarakat.