GridOto.com - Ketatnya persaingan di segmen low-MPV tahun ini hingga momen pemilihan presiden (Pilpres,) membuat Toyota Avanza harus berjuang menghadapi market yang sedang goyah pada saat itu.
"Itu kami berjuang di tengah kondisi yang nggak memungkinkan. Jadi paska Pilpres, market harusnya tumbuh," ujar Fransiscus Soerjopranoto selaku Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) di kawasan Kemang, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
Ia bercerita, paska Pilpres dirinya melihat momentum lebaran, dan benar Toyota Avanza booming pada penjualan 8.000 - 9.000 unit per bulan.
(Baca Juga: Ditanya Soal Persiapan Mobil Listrik, Begini Jawaban Toyota)
Kemudian paska lebaran, Suryo mengaku kembali kehilangan momentum, karena apa tujuan orang beli mobil?
Ia menilai, orang akan membeli mobil lagi saat akhir tahun untuk mengincar diskon paling besar.
"Tapi untung kami punya momen yang namanya GIIAS. GIIAS tahun ini (2019) animo cukup besar lebih dari tahun lalu, baru tiga hari saja makin ramai terus," tuturnya.
(Baca Juga: Menunggu Regulasi Kendaraan Listrik, Toyota: Ikuti Pemerintah dan Customer Supaya Bisa Jualan)
"Momentumnya bagus, tadinya kami sudah pesimis. Tapi kustomer bikin deal dan momentumnya pas saat Pilpres selesai, sehingga semuanya kembali kondusif," ungkapnya lagi.
Ia menambahkan, penjualan Avanza didominasi oleh tipe 1.3 G manual sekitar 20 hingga 30 persen.