Gridoto.com - Untuk meningkatkan performa mesin bisa dilakukan dengan mengubah settingan ECU atau biasa akrab disebut remap ECU.
Salah satu parameter remap ECU adalah mengubah timing pengapian.
Mengubah timing pengapian dengan memajukannya banyak anggapan harus mengganti bahan bakar dengan oktan yang lebih tinggi.
Hal ini untuk menghindari mesin mobil ngelitik.
Apa benar seperti itu?
Terus apa akibatnya bila menggunakan oktan bahan bakar yang lebih rendah?
(Baca Juga: Begini Komentar Pemilik Mobil Setelah Dilakukan Remap ECU Asep McGyver)
Persoalan ini GridOto.com langung menanyakannya ke salah satu pakar remap ECU yakni Asep Rukmaya atau akrab dipanggil Asep McGyver.
Menurutnya, remap ECU tidak melulu harus naik oktan bahan bakar.
"Remap ECU itu ada stage yang bisa dipilih, dan di sana parameter untuk ubah timing pengapian berbeda-beda tergantung kebutuhan. Naiknya timing pengapian setiap mobil pun berbeda tergantung kondisi mesin mobil tersebut," ucap Asep McGyver.
Jadi kalaupun pemilik mobil masih menggunakan oktan bahan bakar yang sama itu tidak masalah.
Pria asli Bandung, Jawa Barat ini pun menambahkan sah-sah saja kalau ingin menggunakan oktan bahan bakar yang lebih tinggi.
Hal itu akan lebih bagus dan peningkatan tenaga mesinnya akan lebih baik.
(Baca Juga: Remap ECU Mobil di Asep McGyver Ada Garansinya, Berapa Lama Ya?)
Untuk menggunakan oktan bahan bakar yang lebih rendah, Asep McGyver tidak menyarankan karena disamping membuat mesin ngelitik, oktan bahan bakar yang tidak sesuai spesifikasi mobil akan membuat ruang bakar dipenuhi kerak karbon.
"Oktan bahan bakar yang lebih rendah dan tidak sesuai standar yang sudah ditetapkan bisa bikin kerak karbon diruang bakar menumpuk, kalau sudah begini remap ECU tidak akan maksimal," tambahnya.
"Akan lebih baik minimal gunakan oktan bahan bakar yang disarankan oleh pabrikan setiap mobil," tutup Asep.