GridOto.com - Kasus meninggalnya anak karena ditinggal atau terkunci di mobil banyak terjadi di berbagai belahan dunia, tak terkecuali di Indonesia.
Sebagai contoh beberapa waktu lalu terdapat seorang anak yang terkunci hingga meninggal di dalam mobil.
Anak tersebut ditemukan membiru di dalam mobil yang tidak sengaja terkunci. (Baca Disini)
Tak hanya di Indonesia, hal serupa juga hampir terjadi di Amerika Serikat.
(Baca Juga: Balita 2 Tahun Terkunci di Dalam Mobil Milik Ibunya, Ini Kronologinya)
Anak berumur 15 bulan ditinggal orang tuanya bekerja di dalam mobil.
Sang orang tua lalai, bahwa sebelumnya ia mengajak buah hatinya.
Dari kejadian tersebut nyawa anak yang baru berumur satu tahun itu akhirnya terenggut.
Lalu dari kelalaian tersebut haruskah orang tua dianggap bersalah?
Apakah kejadian tersebut salah satu bentuk tindakan kriminal?
(Baca Juga: Bocah Berusia 2 Tahun Terkunci di Dalam Toyota Avanza, Pintu Dibobol Pake Linggis)
Ia didakwa atas pembunuhan kedua anak kembarnya.
Kejadian tersebut sebenarnya bukan suatu kesengajaan.
Pasalnya, ia lupa meninggalkan kedua anak kembarnya yang masih berumur satu tahun di Honda Accord yang ia gunakan.
(Baca Juga: Sering Kejadian Bocah Tewas Terkunci di Dalam Mobil, Indonesia Kurang Sadar Keamanan)
Ia meninggalkan anaknya untuk bekerja setelah mengantar salah seorang anaknya yang berumur empat tahun di penitipan anak.
Namun ia melupakan kedua anak kembarnya dan bekerja di Rumah Sakit Bronx.
Kedua anak kembarnya pun meninggal akibat kepanasan dan kehabisan oksigen.
Tak hanya Juan, terdapat juga kasus yang serupa dengan apa yang dialaminya, namun tidak pernah sampai ke meja hijau.
(Baca Juga: Bocah Tewas Terkunci di dalam Mobil, Ini Pentingnya Cek Kendaraan Sebelum Ditinggal Parkir)
Dilansir dari Nytimes.com, Direktur Kidsandcars.org, Amber Rollins pun membeberkan pendapatnya tentang kasus seperti ini.
"Setelah ditimbang, tidak ada ritma atau alasan khusus terjadinya kasus ini," ujarnya.
Juan mengaku, seingatnya ia telah mengantar kedua anak kembarnya ke tempat penitipan anak setelah ia menitipkan anaknya yag berumur empat tahun.
Kelalaian tersebut memang berakibat fatal yang mengakibatkan seseorang kehilangan nyawa.
(Baca Juga: Begini Hasil Autopsi Bocah yang Tewas Akibat Terkunci di Dalam Mobil)
Tentu sebuah pertanyaan kritis terlintas disetiap orang yang mendengar cerita tersebut.
Apakah sang orang tua memang berniat untuk mencelakai anaknya?
James Cohen, seorang Profesor pengajar di Fakultas Hukum Universitas Fordham menjelaskan beberapa aspek yang harus digaris bawahi dari tiap tindak pidana.
"Akan selalu ada mens rea (batin pelaku ketika melakukan tindak pidana/mental subjek), pengetahuan, kesadaran, dan niat," ujarnya.
(Baca Juga: Sempat Menghilang di Pasaran, Yamaha NMAX dengan Warna Ini Ternyata Jadi Primadona di Sulawesi)
Kejadian yang terjadi pada Juan bisa juga akibat sebuah slip pada kerja otaknya.
Seseorang jika melakukan hal secara rutin tentu akan membuat otak terbiasa dengan hal tersebut.
Sehingga otak seperti masuk pada mode autopilot.
Adanya glitch atau slip pada memori kemungkinan terjadi, namun menjadi acuh karena kebiasaan tersebut.
(Baca Juga: Sedih! 2 Balita Tewas Terkunci Dalam Mobil 2 Jam di Purwakarta)
Tentu banyak aspek dari para hakim menentukan apakah kasus itu benar merupakan suatu ketidak sengajaan, atau memang dengan tujuan yang terselubung.
Terlepas dari kasus meninggalkan anak di dalam mobil yang terkunci, apalagi dalam waktu yang lama tentu berbahaya.
Karena hal tersebut dapat merenggut nyawa dari seseorang yang kita sayangi seperti anak kita.
Maka dari itu hampir semua automaker gencar membuat dan menyematkan fitur guna menghindari hal semacam itu terulang kembali.
(Baca Juga: Tujuh Yellow Box Baru di Jaktim Hindari Persimpangan Terkunci )
Jika mobil kalian terdapat fitur untuk mengawasi penumpang di baris belakang lebih baik jangan dinon-aktifkan sob.
Apalagi jika kalian sedang memiliki anak, karena kita tidak pernah tahu kapan kita akan lalai.
Tetap awasi buah hati anda dan jangan tinggalkan mereka di dalam mobil dalam keadaan terkunci.