GridOto.com - Bila dibandingkan dengan mobil konvensional berbahan bakar minyak, harga mobil hybrid saat ini memang lebih tinggi sekitar 35 hingga 50 persen.
Ambil contoh Toyota New Camry Hybrid yang dibanderol Rp 809,400 juta, lebih mahal Rp 193 jutaan dari versi mesin konvensional yang dibanderol Rp 616,150 juta on the road DKI Jakarta.
Meski begitu, Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM), Anton Jimmi Suwandy mengatakan, pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk menurunkan harga mobil Hybrid ke depannya.
Asalkan regulasi mengenai mobil listrik keluar. Hal ini lantaran akan adanya insentif pajak untuk mobil listrik berbasis baterai (BEV), dengan mobil hybrid (HEV) dan plug-in hybrid (PHEV).
(Baca Juga: Blak-blakan Anton Jimmy Suwandy: Kami Sudah Tahu Tak Selamanya Pajak Nol Persen untuk LCGC Berlanjut)
Pasalnya harga yang ditawarkan saat ini masih menggunakan sekema pajak yang lama. Kendaraan hybrid dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar 50 persen atau 75 persen, bergantung konsumsi bahan bakar minyak.
"Iya logikanya begitu (harga turun), akan mengikuti sesuai dengan skema final-nya bagaimana," papar Anton belum lama ini saat berada di kawasan ICE BSD, Tangerang.
"Makanya kami lagi tunggu, apakah memang ini (Rancangan Peraturan tentang Mobil Listrik) hanya khusus CKD atau CBU juga termasuk," lanjutnya.
Lebih lanjut, Anton menjelaskan bahwa Toyota juga tertarik untuk menjual deretan mobil hybrid-nya dengan harga yang lebih murah lagi atau terjangkau bagi masyarakat luas.
(Baca Juga: Blak-blakan Hardianto: Jangan Takut, Semua Brand Mobil Siap Kami Layani)
Mengingat saat ini teknologi hybrid baru tersedia di segmen kendaraan premiumnya, jika bicara soal harga masih cukup tinggi dan hanya terjangkau untuk kalangan masyarakat menegah ke atas.
"Kalau dulu kan Camry Hybrid itu levelnya ada di Rp 700 juta sampai Rp 800 jutaan, sekarang kan ada C-HR kami mulai masuk segmen di bawahnya dengan harga Rp 500 jutaan," kata Anton lagi.
"Mudah-mudahan kedepannya kami bisa masuk ke segmen yang di bawah-bawahnya lagi, supaya market dan volume-nya semakin besar. Apalagi kalau ada pengurangan pajak dan produksi lokal, itu kan bisa masuk lebih bawah lagi," tutupnya.