GridOto.com - Anjloknya penjualan otomotif Tanah Air sepanjang semester pertama 2019, turut dirasakan oleh salah satu perusahaan pembiayaan yakni PT Adira Dinamika Multi Finance tbk (Adira Finance).
I Dewa Made Susila, selaku Direktur Keuangan Adira Finance mengungkapkan, secara umum penjualan kendaraan baru di semester pertama tahun ini kurang menguntungkan bagi perusahaan pembiayaannya.
Ia mencatat, penjualan di sektor kendaraan baru mengalami penurunan yang sangat drastis selama periode tersebut, khususnya untuk mobil baru dan kendaraan komersial.
(Baca Juga: Adira Finance Cetak Pembiayaan Rp 19 Triliun di Semester I 2019, Sektor Otomotif Mendominasi)
"Kelihatannya penjualan otomotif, terutama di roda empat dan komersial agak terpukul. Komersial sampai 18 persen turun, sementara di segmen kendaraan penumpang turun 11 persen," papar pria yang akrab disapa Made ini, Senin (29/7/2019).
"Sehingga kalau dirata-ratakan di segmen kendaraan roda empat itu turun sampai 13 persen," imbuhnya saat berada di kawasan Menteng, Jakarta.
Made menjelaskan, Adira Finance masih bisa meraup hasil positif, dengan tumbuhnya transaksi pembiayaan mereka sebanyak 4 persen dan berhasil mencatatkan profit sebesar 9 persen di periode tersebut.
Hal itu dikarenakan pembiayaan di sektor kendaraan bekas mereka mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, begitupun dengan pembiayaan motor baru.
(Baca Juga: Adira Finance Klaim Mampu Jaga Kredit Macet Tahun Ini, Segini Besarannya)
"Kalau sektor-sektor lain kami tumbuh cukup oke ya, seperti motor baru kami tumbuh 11 persen, motor bekas kami tumbuh 5 persen, mobil bekas kami tumbuh 13 persen, elektronik itu pertumbuhannya negatif 25 persen," kata Made lagi.
"Jadi kalau melihat komposisinya, kami mengejar ketertinggalan di mobil baru," sambungnya.
Lebih lanjut Made memaparkan, anak usaha dari PT Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon) itu berhasil menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 19,08 triliun sepanjang semester I 2019.
"Pembiayaan kami itu Rp 19,080 triliun di semster satu, terdiri dari Rp 7,3 triliun motor baru dan motor bekasnya Rp 2,6 triliun," ungkap Made.
"Lalu mobil baru Rp 4,4 triliun dan mobil bekas 3,7 triliun, sisanya ini ada multipurpose dan elektronik itu Rp 1,1 triliun," tutupnya.