Akibat Berkendara Dengan O2 Sensor Yang Rusak, Bisa Bikin Tekor!

Taufan Rizaldy Putra - Kamis, 25 Juli 2019 | 18:30 WIB

Ilustrasi sensor oksigen (O2) (Taufan Rizaldy Putra - )

GridOto.com - Mobil-mobil modern dengan standar emisi Euro 4 tentu dibekali dengan berbagai komponen untuk menjaga emisi gas buang tetap rendah.

Beberapa diantaranya adalah catalytic converter dan O2 sensor atau sensor oksigen.

O2 sensor sendiri berfungsi untuk memonitor debit oksigen proses pembakaran mesin.

Sensor tersebut berada di pipa exhaust manifold mobil.

"Sensor ini diciptakan untuk memberi input ke ECU soal kepadatan molekul oksigen yang terkandung di dalam gas buang sisa pembakaran," ucap Diko Oktaviano,Technical Support and Product Specialist NGK Busi Indonesia.

ryan/gridoto.com
Sensor oksigen upstream dan downstream

(Baca Juga: Gawat! Hanya Karena ini Sensor Oksigen O2 Mobil Jadi Cepat Rusak)

Diko juga mengungkapkan bila molekul oksigen terbaca terlalu padat atau terlalu sedikit maka ECU akan memerintahkan injektor untuk mengkoreksi ulang debit semprotan bahan bakar.

Lalu apa yang terjadi jika o2 sensor tidak dapat membaca debit oksigen dengan akurat?

"Jika salah satu sensor rusak, maka sensor tersebut dapat memberi sinyal yang salah terhadap ECU. Sehingga semprotan injektor pun menjadi tidak tepat. Hasilnya mesin pun tidak dapat bekerja dengan efisien," tambah Diko.

Saat injektor menyemprot bensin terlalu banyak atau sedikit, mesin pun bisa bekerja terlalu lean atau terlalu rich.