GridOto.com - Musim kemarau gini memang membuat para pengendara motor asal berhenti di pinggir jalan yang teduh dan tidak terkena sinar matahari secara langsung.
Entah takut item atau gimana, tapi hal ini sering banget dijumpai, terutama saat lampu rambu lalu lintas menyala merah.
Kendaraan-kendaraan ini biasanya bertumpuk di sisi jalan yang terdapat pohon rindang sehingga bisa ngadem sembari nunggu lampu rambu lalu lintas menyala hijau.
Eitss, jangan ditiru ya sob, ternyata perilaku seperti ini melanggar Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) loh.
Melansir dari Kompas.com, instruktur keselamatan berkendara dari Rifat Drive Labs (RDL) Andry Berlianto mengatakan bahwa hal tersebut dapat menganggu alur lalu lintas.
(Baca Juga: Street Manners: Jangan Seenaknya Sendiri, Menyeberang Jalan Sudah Diatur Undang-undang, Ini Pasalnya!)
"Patut diketahui, kepanasan adalah salah satu risiko berkendara. Maka berteduh untuk menghindari sinar matahari (di bawah pohon rindang atau jembatan layang) dengan jarak yang cukup jauh dari titik berhenti adalah prilaku keliru. Hal ini bisa memicu kecelakaan," ujarnya dikutip dari Kompas.com, Kamis (11/7/2019).
Ia menambahkan, pengendara yang mencari tempat teduh sembari menunggu isyarat lampu lalu lintas berubah menjadi hijau biasanya melakukan pengereman atau berhenti secara tiba-tiba.
Hal ini otomatis membuat gerak kendaraan lain menjadi terganggu.
"Lebih jauh, akan terjadi penumpukkan dan dapat membuat macet situasi sekitarnya. Maka baiknya berhentilah di tempat henti yang sudah ditentukan dan prioritaskan keselamatan dengan selalu tertib berlalu lintas," sambungnya.
Sekadar informasi, ketentuan mengenai berhenti dan parkir sudah tertulis di UU LLAJ.
(Baca Juga: Street Manners: Truk Kelebihan Muatan dan Ukuran Berbahaya, Bisa Kena Sanksi Rp 24 Juta Sob)
Disebutkan, selain kendaraan bermotor umum dalam trayek, setiap kendaraan bermotor dapat berhenti di setiap jalan, kecuali ada tempat tertentu yang dapat membahayakan keamanan, keselamatan, serta mengganggu ketertiban dan kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Tempat tertentu yang dimaksud tersebut adalah kawasan yang memiliki rambu lalu lintas (seperti dilarang berhenti, dilarang parkir, dan lainnya), bahu jalan tol, marka jalan, dan sebagainya.
Kemudian aturan ini dipertegas lagi dalam Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta Nomor 5 Tahun 2014 tentang Transportasi.
Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa setiap pengemudi kendaraan bermotor baik angkutan umum maupun perseorangan dilarang menghambat kelancaran lalu lintas.
Pada pasal 88 di aturan yang sama dinyatakan, setiap orang yang menggunakan jalan wajib berperilaku tertib dan/atau mencegah hal yang merintangi, membahayakan keamanan dan keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan, atau yang dapat menimbulkan kerusakan sarana dan prasarana transportasi jalan.
(Baca Juga: Street Manners: Jangan Dipakai untuk Arogan di Jalan, Fungsi Klakson Penting Bagi Keselamatan Berkendara)
Pada dasarnya memang belum ada aturan yang mengerucut secara spesifik terkait tempat berteduh bagi pengendara sepeda motor di jalan.
Namun apabila petugas sudah menegur saat pengendara berhenti untuk berteduh di sisi jalan dan mengganggu lalu lintas namun tidak diindahkan makan pengendara tersebut bisa ditindak.
Sebagaimana tertulis di pasal 104 UU LLAJ, yang berbunyi; "Dalam keadaan tertentu untuk ketertiban dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan, petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia dapat melakukan tindakan, memerintahkan pengguna jalan untuk jalan terus. Ini bisa terjadi bila Polisi menemukan kumpulan pengemudi sepeda motor yang sedang berteduh."
Setiap pengguna jalan yang tidak mematuhi perintah yang diberikan petugas bisa dipidana dengan kurungan paling lama satu bulan atau denda paling banyak Rp 250 ribu.
Artikel ini dikutip dari Kompas.com dengan judul "Hindari Kebiasaan Ngadem saat Lampu Merah",