GridOto.com - Sulit untuk melepaskan nama M Fadli dari dunia balap motor Indonesia dan Asia pada tahun 2000-an awal.
Pembalap yang identik dengan nomor start 43 ini sayangnya harus merelakan karier balap motornya akibat amputasi setelah kecelakaan 4 tahun silam.
Saat ditemui GridOto.com pada acara GIIAS TALK X BLIBLI.COM hari Sabtu lalu (29/6), Fadli mengaku bahwa dulu dia tidak bisa langsung menerima kenyataan.
“Nggak sih, nggak langsung ikhlas, tapi lebih banyak merenungi aja sih pada saat itu,” ujarnya.
Namun Fadli tidak ingin lama-lama merenung, dan setelah satu tahun tidak menyentuh motor pascakecelakaan, Fadli memutuskan untuk mencoba memacu sepeda yang ada di rumahnya.
“Pertama keliling kompleks, lama-lama keluar kompleks, makin jauh makin jauh, tahu-tahu sudah bisa menempuh 200 km pakai sepeda,” kenangnya.
(Baca Juga: Mantap! M. Fadli Gas Pol Honda CBR600RR Versus Yamaha R1M di Sentul)
Dia berkata bahwa pertemuannya dengan Raja Sapta Okohari, Ketua Umum PB ISSI, saat sedang giat-giatnya bersepeda, merupakan awal kariernya sebagai atlit balap para sepeda.
Kepercayaan tersebut pun langsung diganjar oleh prestasi oleh M. Fadli, yang terakhir meraih emas di Asian Para Games tahun lalu.
Dan tidak disangka, prestasinya tersebut membukakan pintu kesempatan lain baginya.
“Setelah saya berhasil di Asian Para Games, ada pemilik tim balap mobil yang tertarik dengan saya, 'Fadli, mau balap mobil gak?'. Ya saya bilang mau,” tuturnya.
Seperti saat ditawarkan untuk menjadi atlet balap para sepeda, Fadli tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, terutama karena balap mobil itu berat dari segi finansial.
“Kalau kita ingin balap mobil, beli mobilnya berapa? Modifikasi udah berapa? Bayar orang mekanik berapa? Buat daftar segala macam itu 500 juta nggak cukup,” jelasnya.
“Tapi dengan kesempatan itu saya bisa balap mobil,” lanjutnya.
(Baca Juga: Brosurnya Bocor, Power Honda Jazz Type R Terbaru Tembus 220 Dk)
Sampai sekarang pun, ia masih mengikuti gelaran balap mobil, kini menggunakan Honda Jazz dan minggu ini akan mengikuti ronde 2 Kejurnas ITCC Rising Star di sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Fadli mengatakan meskipun awalnya berat, ia sadar bahwa semua kesempatan tersebut tidak akan terbuka kalau dirinya tidak mengalami musibah.
“Intinya ketika dikasih ujian, saya yakin akan ada sesuatu hal yang besar di depan untuk membayar itu,” pungkasnya.