Banyak Kasus Rem Blong, Aptrindo Berikan Tips Aman

M. Adam Samudra - Kamis, 20 Juni 2019 | 17:00 WIB

Bus mengalami rem blong dan menabrak dua truk tangki milik Pertamina di Padang, Sumatera Barat (M. Adam Samudra - )

GridOto.com - Hanya dalam hitungan beberapa hari, terjadi kecelakaan akibat rem blong.

Seperti sebuah bus pariwisata yang mengangkut wisatawan mengalami kecelakaan, hari Minggu kemarin.

Ada bus yang mengalami rem blong sehingga tidak bisa dikendalikan.

Wakil Ketua Asosiasi  Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah, Bambang Widjanarko pun memberi bocoran penyebab rem blong pada kendaraan.

Ia menilai ada bermacam jenis rem yang sering digunakan seperti Antilock Braking System, Electonic brake Pressure Distribution, Electronic Traction Control System, Hydraulic Braking System dll.

(Baca Juga: Gara-gara Rem Blong, Ambulans yang Harusnya Selamatkan Nyawa Malah Bikin Balita 1,5 Tahun Meninggal)

"Dimana secanggih-canggihnya teknologi yang kita gunakan pasti ada saja kelemahannya," kata dia kepada GridOto.com, Kamis (20/6/2019).

"Yang penting pengemudi tahu kelemahan tersebut sehingga bisa mengantisipasinya," sambung dia.

Ia mencontohkan, misalnya untuk kendaraan yang semakin banyak penggemarnya belakangan ini yaitu jenis transmisi otomatis.

Menurut Bambang, jika pakai transmisi tersebut seharusnya tidak hanya mengandalkan rem semata di jalanan naik turun dan berkelak kelok.

(Baca Juga: Banyak Kasus Truk Rem Blong Sampai Mundur Ke Belakang, Begini Cara Mengatasi Paling Aman)

Sebab lanjut dia, jika rem diinjak secara terus menerus maka kampas remnya akan panas dan tidak pakem lagi alias blong.

"Maka perlu dilakukan pengoperan persneling juga," ucapnya.

Kemudian kondisi ban juga harus diperhatikan, mengingat jika ban meledak, biasanya selalu terjadi kecelakaan, bisa fatal bisa tidak.

"Tekanan angin pada ban ibarat tekanan darah pada manusia, tidak boleh terlalu tinggi maupun terlalu rendah," bebernya.

(Baca Juga: Niat Berwisata, Bus Berisi Pelajar Alami Rem Blong, 'Gocek' Mundur Hingga Terbalik)

"Jika ban sampai kehabisan angin sama saja dengan manusia yang kehabisan darah," katanya lagi.

Untuk itu, tekanan ban yang terlalu tinggi mampu meminimalisir daya cengkeram ban terhadap permukaan jalan.

Sementara tekanan ban yang terlalu rendah membuat ban cepat panas dan gampang meledak juga menyebabkan konsumsi bahan bakar jadi boros.