GridOto.com - Pengguna aplikasi transportasi online Grab akan diwajibkan melakukan foto sebelum mengakses berbagai layanan aplikasi.
Yang disebut sebagai Swafoto yang mana kebijakan ini diterapkan oleh Grab Malaysia mulai (12/07/2019).
Swafoto adalah kebijakan baru Grab Malaysia yang akan diterapkan untuk mengetahui meningkatkan keamanan pengemudi dan penumpang dari kemungkinan tindak kejahatan yang mungkin terjadi dan disebabkan oleh kedua pihak tersebut.
“Swafoto adalah sebagai verifikasi identitas, keamanan, dan bisa digunakan untuk membantu pihak berwenang melakukan penyelidikan jika dibutuhkan,” tulis keterangan resmi Grab dalam pengumumannya.
(Baca Juga: Dinilai Arogan Suka Asal Suspend, Puluhan Driver Demo Tuntut Ketua Grab Balikpapan Turun)
Jika diperlukan, pengemudi ataupun penumpang akan diminta untuk memberikan foto selfie yang lain untuk memverifikasi identitas mereka.
Grab menjamin foto yang diunggah sebelum melakukan perjalanan akan dijaga kerahasiaannya dan tidak akan dimanfaatkan untuk tujuan lainnya.
Dilansir dari Asia One, peraturan baru ini terbukti efektif membantu menyelesaikan kasus-kasus kriminal seperti perampokan, perampasan, bahkan pembunuhan yang melibatkan pengemudi Grab.
(Baca Juga: Dukung Transportasi Lokal dan Kurangi Polusi, Grab Luncurkan GrabBajay)
Baru-baru ini terjadi kasus perampokan sekaligus pembunuhan pernah terjadi pada seorang pengemudi Grab bernama Mohd Hanafie Jaafar di Sabah, Malaysia.
Hal ini membuat pengemudi dan penumpang sama-sama takut untuk menerima atau memesan layanan perjalanan menggunakan Grab jika harus melewati tempat sepi atau saat malam hari.
Dari peristiwa ini dua orang tersangka ditangkap berkat teknologi pengenalan wajah ini.
Selama proses penyelidikan pihak Grab telah memberikan informasi kepada polisi termasuk foto tersangka dan informasi lain yang diperlukan dari fitur verifikasi selfie penumpang yang ada di aplikasinya.
(Baca Juga: Bisa Jadi Tour Guide, Sekarang Driver Grab di Yogyakarta Dibekali Pengetahuan Soal Budaya dan Sejarah)
Pemerintah Malaysia melalui Kementerian Transportasi dan Kementerian Perhubungan juga telah mensyaratkan pengemudi dan penumpang aplikasi transportasi online untuk memberikan nama lengkap, salinan kartu identitas, dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
Direktur Jenderal Transportasi Darat (APAD) Malaysia Azlan Shah Parames Albakri mengatakan, data-data ini sangat diperlukan.
“Kami memiliki kasus pengemudi dibunuh, kasus penumpang diperkosa. Jadi kami membutuhkan data seperti itu untuk melindungi keduanya,” kata Azlah.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Pengguna Grab di Malaysia Wajib “Selfie” Sebelum Akses Layanan