GridOto.com - Pabrikan motor asal Italia, Moto Guzzi, tahun lalu mengenalkan model motor terbarunya bergenre adventure, yang diberi nama V85TT.
Motor ini merupakan generasi terbaru dari motor penjelajah Moto Guzzi, yang kabarnya diplot sebagai pengganti Moto Guzzi Stelvio 1200.
Sebagai generasi terbaru, pabrikan berlogo burung elang tersebut memberikan banyak hal berbeda pada motor yang disebutnya sebagai classic enduro ini.
(Baca Juga: Kapan Moto Guzzi V85TT Mendarat di Indonesia? Ini Bocorannya)
Diantara para kompetitornya, V85TT memiliki beberapa keistimewaan tersendiri yang membuatnya anti mainstream.
Apa saja? Simak 5 keistimewaan Moto Guzzi V85TT di bawah ini.
1. Desain
Kesan pertama saat melihatnya, desain klasik pada sebuah motor adventure jelas jadi hal yang unik.
Sepasang lampu depan-belakang LED bulat dengan siluet logo Moto Guzzi sebagai lampu LED DRL jelas sangat menarik.
Desain bodi yang minim sudut mengotak dan cenderung membulat, membuatnya terlihat kalem dan nampak bersahabat.
Tangki bahan bakar 23 liter, dibungkus cover plastik yang membuatnya nampak lebih gagah.
Bodi belakang hanya berupa cover plastik hitam yang menutupi rangka tubularnya, namun diberi pipa tubular disisi luarnya.
Nyatanya pipa tubular di bodi belakang ini juga berfungsi sebagai dudukan untuk pannier dan top box.
Lampu belakang LED model bulat ganda, yang bentuknya terinspirasi dari dunia penerbangan. Yup, seperti mesin pesawat jet dilihat dari belakang.
Motor ini sendiri dibangun menggunakan sasis tralis yan diklaim lebih ringan dan membuat dimensi motor lebih ringkas.
Posisi mesin pun diset agak kebawah, untuk membuat titik berat motor lebih rendah demi pengendalian lebih baik.
Secara keseluruhan, dibanding kompetitornya motor ini jadi punya keunikan tersendiri, yang akan menggoda penikmat motor adventure kelas menengah.
(Baca Juga: Test Ride Moto Guzzi V85TT, GridOto.com Riding Keliling Phuket Nih!)
2. Mesin
Seperti halnya motor Moto Guzzi lainnya, mesin dengan konfigurasi V-Twin menjadi andalan motor ini.
Teknologi mesinnya memang tak begitu modern, secara spesifikasi masih OHV, 2 katup dengan pendingin udara, injeksi bahan bakar dengan kapasitas 850 cc.
Mesinnya ini masih pakai push rod untuk menggerakkan sepasang katup ditiap kepala silindernya.
Namun material yang digunakan bukan kacangan, push rod terbuat dari alumunium yang ringan dan katupnya berbahan titanium yang sangat kuat.
Belum lagi putaran mesin yang hanya mentok diangka 7.800 rpm saja, jadi jangan harap Anda bisa merasakan raungan mesin tinggi dari motor ini.
Output tenaga mencapai 80 dk/7750 rpm dengan torsi 80 Nm/5.000 rpm, lagi-lagi kalah superior dibanding para pesaing sekelas.
(Baca Juga: Bergaya Scrambler, Moto Guzzi V65 Tua Kini Kelihatan Lebih Garang)
Tapi mesinnya ini begitu istimewa, tak perlu berkitir tinggi untuk mendapatkan torsi dan tenaganya puncaknya.
90 % dari torsi maksimal sudah bisa dirasakan pada putaran 3.750 rpm saja, hentakan torsinya terasa kuat hingga mencapai peak di 5.000 rpm.
Tenaga puncaknya pun hanya terpaut sedikit dari limiter mesin, tepatnya diputaran 7.750 rpm. Namun grafiknya tenaganya justru naik terus sampai limiter.
Saat kami mencobanya, untuk melaju dikecepatan 100 km/jam, putaran mesinnya tak mencapai 4.000 rpm. Sangat rendah.
Belum lagi karakter gigi 6 yang overdrive, membuat nafas motor ini sangat panjang dan asyik untuk melibas jalanan panjang dan kosong.
Kinerja mesinnya ini seolah seperti sebuah mesin diesel, yang tak perlu berputaran cepat namun peak torsi dan tenaganya sudah dapat.
Efek lainnya adalah konsumsi bahan bakar yang relatif lebih irit, pada motor yang kami gunakan tercatat angka 23,3 km/liter.
Meski pakai pendingin udara, hawa panas mesin tak begitu terasa. Kepala silinder yang menonjol keluar membuat pendinginan mesin tetap bagus.
Motor ini menggunakan drive shaft, bukan rantai, sebagai penggeraknya karena lebih halus, memudahkan perawatan dan cocok untuk touring dan off road.
Diluar itu semua, mesin V-Twin juga memberikan sensasi goyangan kekiri dan kanan saat idle.
Getaran yang dihasilkan mesin memang cukup terasa, tapi masih dalam taraf wajar, tak sampai membuat tangan kesemutan atau lelah.
(Baca Juga: Fakta Menarik Moto Guzzi V9 Bobber, Goyangan Mesinnya Khas Banget)
3. Kaki-Kaki
Untuk Suspensi depan, motor ini sudah pakai upside down 41 mm, yang dilengkapi setelan preload dan rebound.
Sedangkan belakang sudah pakai suspensi monosok, yang juga punya setelan preload dan rebound yang bisa diatur.
Suspensi belakang sendiri posisinya ada disisi kanan motor, yang bertumpu pada lengan ayun sebelah kanan.
Pada unit yang kami gunakan, setelan suspensi depan dan belakang diset pada setelan yang empuk.
Sehingga redamannya pas untuk rider berbobot 69 kg. Stabil saat trek lurus, lembut saat lewat jalur off road dan minim goyangan saat menikung.
Pelek yang digunakan tentu saja jari-jari karena punya fleksibilitas lebih baik dalam hal meredam guncangan.
Namun pelek yang digunakan masih belum model tubeless, sehingga motor ini masih pakai ban dalam.
(Baca Juga: Blast From The Past! Moto Guzzi Otto Cilindri, Motor Bermesin V8 Kayak Muscle Car)
Bannya sendiri, untuk versi warna two tone, menggunakan ban tapak kasar Michelin Anakee dengan ukuran 110/80-19 depan dan 150/70-15 belakang.
Pengeremannya cakram ganda 320 mm semi floating dengan kaliper Brembo 4 piston di roda depan.
Sedangkan belakang cakram 220 mm non floating, dengan kaliper 2 piston. Dan pengereman sudah dilengkapi dengan ABS.
4. Fitur Canggih
Meski punya desain retro, fitur motor ini sudah canggih dengan komponen elektrikal kekinian.
Mulai dari spidometer yang kini pakai layar TFT 4,5 inci dengan ambient light adaptif, sesuai kondisi siang atau malam.
Informmasinya juga lengkap dari spidometer, takometer, odometer, gear, fuelmeter, jarak tempuh, riding mode, jam, voltase aki dan banyak lagi.
Kemudian ride by wire yang dibaca oleh control unit Marelli 7SM2, untuk mengatur buka-tutup katup pada throttle body Dell Orto 52 mm.
Lalu 3 buah riding mode yaitu road untuk jalanan aspal, lalu rain untuk jalanan licin dan off road untuk melibas tanah atau gravel.
Pada mode road, maka traction control dan ABS aktif secara moderat, cocok untuk jalanan aspal mulus dan riding sehari-hari.
(Baca Juga: Renard GT, Streetfighter Moto Guzzi Nyentrik Berbodi Serat Kabron)
Sedangkan mode rain, tentu akan membuat traction control dan ABS jadi lebih sensitif, untu menghindari ban belakang selip dan roda mengunci.
Pada mode rain juga respon mesin jadi lebih lembut, meski kita membuka gas secara cepat.
Sementara pada mode off road, traction control jadi tak terlalu sensitif dan ABS pada roda belakang otomatis tak aktif.
Tapi jika ingin mematikan traction control dan juga ABS pada roda depan, bisa diatur lewat setingan di layar spidometer.
Tak ketinggalan ada power outlet dikiri spidometer untuk mengisi daya gadget atau GPS.
(Baca Juga: Moto Guzzi V9 ‘Revenge’ Tambah Gentleman Bergaya Bobber Plus Sespan)
5. Pas Buat Postur Asia
Keistimewaan lain adalah motor ini sangat pas untuk rata-rata postur orang Asia loh.
Rider dengan tinggi 172 cm sangat mudah duduk di atas jok setinggi 830 mm, kaki mash bisa menapak dengan sedikit jinjit.
Joknya empuk dan pas menopang badan, namun tak membuat kaki terlalu ngangkang karena bagian tepi joknya dibuat lebih ramping.
Cover tangki yang besar dibuat lebih mengecil pada bagian yang bersentuhan dengan jok, jadi posisi kaki pun tak terlalu membuka.
Jika jok bawaan masih terlalu tinggi, Moto Guzzi sudah menyiapkan jok opsional yang lebih rendah 20 mm dan dijual terpisah.
Pijakan kaki nyaman ala motor touring, posisinya agak di depan dari posisi duduk pengendara.
Setang lebar membuat pengendalian motor lebih ringan dan mantap. Namun rawan bersenggolan saat dikemacetan.
Dengan posisi riding yang ditawarkan, terasa sangat mudah untuk mengendalian motor dengan bobot keringnya mencapai 208 kg ini.
Jadi enggak sabar mencoba motor ini langsung di Indonesia.