GridOto.com - Setelah dirinya pernah bekerja sama dengan helm KYT sebagai desainer dan bekerja sama sebagai tim pameran yang diselenggarakan KYT, ia memutuskan mendirikan Juragan Helm di 2007 lalu.
Selain menjual helm, Juragan Helm juga pernah membuka jasa pencucian dan perawatan helm namun usaha bidang ini terpaksa ia hentikan.
Alasannya jasa pencucian dan perawatan helm terlalu beresiko apalagi jika dihandle oleh orang yang masih baru.
"Agak serem juga kalo nyuci helm-helm premium selain saya yang handle, misalnya kejadian visornya patah biaya ganti bisa Rp 700 ribu sedangkan cuci kan cuma Rp 150 ribu," ujar Agus.
(Baca Juga: Blak-blakan Agus Hermawan: Helm Sudah Menjadi Lifestyle, Bukan Peranti Safety Semata)
Helm memang sudah menjadi lifestyle saat ini, apalagi helm premium.
Agus mengatakan, tujuan orang memakai helm premium itu berbeda-beda tergantung pemiliknya.
"Ada yang makainya setahun sekali mungkin, setiap hari dipakai bolak balik kerja Bekasi-Tangerang, ada juga yang buat gengsi nah untuk yang sering makai perawatannya gak sulit kok."
Untuk perawatan helm sendiri sebenarnya mudah namun masyarakat sebagian takut untuk mencuci helm karena takut rusak.
(Baca Juga: Blak-blakan Agus Hermawan: Ini Penyebab Standar Helm SNI Masih Dipandang Sebelah Mata)
Padahal menurut Agus, setiap pembelian helm ada buku panduannya atau saat ini bisa melihat tutorialnya di medsos.
Agus membeberkan cara merawat helm yang benar agar kaca tidak lecet, chinstrap tidak berkarat sampai cara mencuci yang benar.
"Untuk pencucian busa saya merekomendasikan pakai shampo yang biasa dipakai sehari-hari, tujuannya agar kulit kepala nyaman dan tidak gatal," bilangnya.
Busa tersebut direndam selama 15-20 menit, lalu dikucek setelah itu jemur ditempat teduh dan tidak terkena sinar matahari langsung.
(Baca Juga: Blak-Blakan Rokky Irvayandi : 'Mission Impossible' Membawa Brand Prancis)
Sementara bagian pengunci atau chunstrap bisa berkarat karena kadar keasaman keringat seseorang berbeda-beda untuk bagian ini apabila sering dibilas tentu tidak akan mengarat.
"Untuk bodi dan kaca helm, saya biasa pakai sabun cuci tangan cucinya juga pakai tangan aja paling pakai sikat gigi untuk bagian ventilasi setelah itu baru dilap dengan kanebo," kata Agus.
Tujuan mencuci dengan tangan agar bodi dan kaca tidak tergores karena debu atau kotoran, hal ini juga berlaku bagi helm yang habis digunakan berkendara.
"Kalau habis touring atau riding helm jangan langsung di lap karena bisa tergores, lebih baik bawa ke westafel cuci dengan tangan baru dilap," jelas Agus.
(Baca Juga: Blak-blakan Winston Wiyanta: Berawal dari Bengkel Las Pagar, Begini Sejarah Panjang Delima Jaya Group)
Hal ini penting dilakukan karena kaca helm merupakan bagian yang harganya cukup mahal, untuk helm premium seperti Nolan atau Arai harga kacanya mencapai Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta.