GridOto.com - Sirkuit Nurburgring Nordschleife, atau biasa disebut sebagai Nurburgring , adalah sirkuit legendaris yang berlokasi di kota Nürburg di barat Jerman.
Sirkuit ini terkenal sebagai tempat uji coba bagi para produsen mobil terkemuka dunia yang ingin menjajal performa mobil mereka.
Tidak hanya itu, tuan rumah balap ketahanan Nürburgring 24 Jam ini juga dibuka untuk umum jika tidak ada balapan.
Hanya dengan membayar tol masuk sebesar 25 Euro (Rp 402 ribu) di hari kerja atau 30 Euro (Rp 482 ribu) di akhir pekan, sobat GridOto bisa membawa kendaraan sobat mengelilingi sirkuit yang juga terkenal sebagai 'Neraka Hijau' tersebut.
(Baca Juga: Volkswagen ID R Intai Rekor Nurburgring, Tidak Puas Melumat Pikes Peak)
Ragam kendaraan yang melewati Nurburgring memang banyak didominasi oleh kendaraan sport.
Tapi hal tersebut tidak menghalangi orang-orang untuk membawa kendaraan yang bisa dikatakan tidak biasa dibawa ke sirkuit.
Dilansir dari thedrive.com, itulah yang dilakukan oleh Björn Lagercrantz dan Peter Ternström hari Kamis minggu kemarin (23/5).
Jika banyak orang membawa mobil sport ke Nurburgring , Björn dan Peter malah membawa Tuk-Tuk, sebuah kendaraan seperti Bajaj yang menjadi taksi khas Thailand.
Tujuan mereka? Untuk memecahkan rekor lap tercepat di Nurburgring untuk kelas Tuk-Tuk.
(Baca Juga: Video Marc Marquez Naik Tuk-tuk Jelang MotoGP Thailand)
Tahun lalu mereka telah mencoba hal yang sama, tapi kegagalan mekanis di mesin Tuk-Tuk yang mereka impor langsung dari Thailand itu membuat mereka harus menunda percobaan rekor tersebut.
Kini mesin Tuk-Tuk mereka telah dibekali oleh piston baru yang katanya dibuat oleh perusahaan yang juga membuat komponen mesin untuk produsen hypercar asal Swedia, Koenigsegg.
Dengan ubahan minim, dan seorang pembalap anonim yang mengemudikan Tuk-Tuk mereka, mereka kembali mencoba tahun ini dan dengan sukses mencatatkan waktu 31;49,46 menit, cukup untuk memecahkan rekor lap Nurburgring di kelas Tuk-Tuk.
"Berada dalam Tuk-Tuk itu adalah pengalaman yang mengerikan. Kendaraan mungil beroda tiga itu sangat rapuh dan tidak stabil. Beberapa tikungan kami lewati dengan satu roda di udara! Kami tidak ingin melakukan hal ini lagi, tidak akan. Mengerikan!," kata Björn dan Peter.
Jadi kapan nih ada Bajaj nge-lap di Nurburgring?