GridOto.com - Masyarakat sempat dibuat heboh dengan ditemukannya satu keluarga tak sadarkan diri di dalam sebuah Toyota Kijang Innova yang terparkir di sebuah halaman masjid di Kecamatan Salo, Riau.
Ketiga korban tersebut adalah F (40) dan N (40), serta anaknya FA (14) dengan dugaan sementara ketiga korban mengalami keracunan gas emisi buang dari mobil.
Sebab mesin serta pendingin ruangan atau Air Conditioner (AC) ditemukan dalam kondisi menyala, sementara kaca mobil tertutup rapat.
Nah, bicara mengenai itu, Tabloid OTOMOTIF pernah mengulas beberapa kasus serupa dengan dugaan yang sama yakni akibat karbon monoksida (CO) yang keluar dari knalpot kendaraan.
(Baca Juga : Diduga Keracunan Gas Buang, Satu Keluarga Tak Sadarkan Diri di Dalam Mobil. Si Anak Tewas)
Seperti tiga ulama terkenal asal Cirebon dan seorang sopir ditemukan tewas dalam sebuah Mercedes-Benz E300 yang tertutup rapat dan diparkir di pinggir jalan yang diulas Tabloid OTOMOTIF pada edisi 51 April 2007.
Lalu misteri tewasnya 5 penumpang Innova di kecamatan Sengingi
Hilir, kabupaten Kuantan Sengingi, Riau yang diulas pada edisi 47 Maret 2011.
Serta kabar mengenai sopir taksi beserta 3 orang penumpangnya yang pingsan setelah menghirup gas karbon monoksida di dalam kabin taksi yang diulas pada edisi 43 26 Februari-04 Maret 2015.
Perlu diketahui, gas buang siap mengancam kapan saja atau bisa juga disebut Silent Killer.
(Baca Juga : Aturan Baru! Kemenperin Sebut Pajak Kendaraan Mewah Dilihat dari Emisi Gas Buang)
Berdasarkan pengamatan tabloid OTOMOTIF dari berbagai sumber, gas buang bisa masuk melalui celah kebocoran di sistem pendinginan ruang kabin (AC), knalpot atau mungkin juga melalui bodi.
Secara ilmu kedokteran, gas CO merupakan rival dari hemoglobin oksida (HbO) yang bertugas mengikat oksigen dan mengantarkan ke paru-paru, otak dan seluruh sel tubuh yang membutuhkannya.
Jika menghirup gas CO berlebihan, kandungan gas ini akan semakin banyak dan efeknya menghalangi hemoglobin darah yang mengikat oksigen dalam tubuh.
Dampak yang kemudian terjadi sesaat setelah menghirup gas CO, bagian otak dan sel-sel tubuh lain yang membutuhkan pasokan oksigen akan berhenti bekerja.
Pasalnya secara medis, jika lebih dari 8 menit tidak menerima pasokan oksigen mencukupi, otak berikut sel tubuh lainnya akan berhenti bekerja.
Efek sampingnya akan menyebabkan kerusakan pada sel-sel tubuh yang lain.
"Gas CO berat jenisnya lebih ringan dari udara, sehingga bisa saja masuk kedalam kabin mobil jika terdapat kebocoran pada kabin mobil," jelas dr. Aribowo mengutip dari Tabloid OTOMOTIF edisi 43 26 Februari-04 Maret 2015.
"Dampak dari mengirup gas CO sangat berbahaya, dalam hitungan detik korban bisa lemas dan jika terlalu lama maka tidak bisa tertolong," imbuhnya.
(Baca Juga : Street Manners: Tidur di Dalam Mobil yang Terparkir Boleh Saja, Begini Triknya!)
Hal senada juga pernah diungkapkan oleh Dr. Muherman Harun, dokter spesialis pernapasan & paru-paru di Tabloid OTOMOTIF edisi 47 lansiran 24-30 Maret 2011.
Menurutnya, seseorang yang telah menghirup gas CO bisa langsung mati lemas.
"Sangat sulit untuk mendeteksi gejala awalnya," ujar Muherman Hairun mengutip dari Tabloid OTOMOTIF.
"Gejala yang dirasakan oleh orang yang menghirup gas CO, biasanya nafas terasa sesak kemudian langsung tertidur pulas dan tidak bangun lagi," tutupnya.
(Baca Juga : Ini Maksud dari Standar Emisi Gas Buang Euro 4)
Lantas, bagaimana cara mendeteksi kalau kita atau seseorang di sekitar kita sedang keracunan gas buang kendaraan?
Nah, sebagai panduan untuk mengetahui tanda-tanda keracunan CO, bisa dikenali dari beberapa gejala seperti air mata dan air liur yang mengalir terus-menerus.
Lalu batuk terus-menerus atau batuk tidak berdahak (batuk kering), sakit kepala atau pusing-pusing, perut terasa mual, sesak napas, tubuh lemas, kejang-kejang, warna muka merah semu dan pingsan.