GridOto.com - Pembangunan trek off road di Cimahi ternyata menyimpan kisah tersendiri bagi warga Kampung Adat Cirendeu, Cimahi, Jawa Barat.
Kawasan perbukitan di wilayah Kampung Adat Cireundeu yang lokasinya tak jauh dari proyek perumahan Griya Asri Cireundeu, saat ini tengah dilakukan pematangan tanah.
Berdasarkan pantauan Tribun Jabar, Selasa (10/3/2019) siang, kawasan perbukitan yang asalnya dipenuhi pohon tersebut, saat ini sudah dilakukan pematangan tanah dengan cara dikeruk menggunakan alat berat.
Satu alat berat terlihat berada dibawah perbukitan yang sudah dikeruk itu, sementara kondisi diatasnya sudah terlihat gundul karena sebagian pohon sudah ditebang.
(Baca Juga : Mau Pakai Ban Off Road? Perhatikan Ini Sob Biar Gak Pecah Ban!)
Di perbukitan tersebut saat ini sudah terbuka akses jalan dengan lebar sekitar 4 meter. Bahkan pematangan tanah sudah mencapai keatas bukit sehingga akses jalan yang sudah terbuka itu kondisinya tampak menanjak.
Tokoh Kampung Adat Cireundeu, Abah Widi, mengatakan, pematangan tanah tersebut sudah dilakukan pihak kontraktor sejak satu bulan yang lalu untuk dijadikan track offroad.
"Iya perbukitan itu masih masuk kawasan Kampung Adat Cireundeu, sudah dikeruk sejak satu bulan yang lalu," ujarnya saat ditemui di Kampung Adat Cireundeu, Rabu (10/4/2019).
Namun, kata dia, meski telah dilakukan pengerukan tanah, tidak ada izin atau koordinasi sama sekali dari pihak terkait atau kontraktor kepada warga Kampung Adat Cireundeu.
(Baca Juga : Gini Sob Perbedaan Ban Untuk Jalan On Road dan Off Road Secara Teknis)
"Sejak awal belum ada yang datang kesini, tapi saya dapat kabar pematangan tanah itu untuk dijadikan jalan atau track offroad," katanya.
Selain belum ada koordinasi dengan warga setempat, dia pun menyangkan dengan adanya pengerukan tanah tersebut karena Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kampung Adat Cireundeu bakal terus berkurang.
"Ekosistem di sini pasti terus berkurang karena untuk pematangan tanah pohon yang ada pasti ditebang," kata Abah Widi.
Tanah Gunung Pasir Panji di Kampung Adat Cireundeu yang sudah dikeruk untuk dijadikan track offroad berstatus tanah quo (pembekuan) atau tidak jelas.
(Baca Juga : Tips Bermain Off Road Ringan dengan Mobil Standar)
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi, Muhammad Ronny, saat ditemui di Kompleks Perkantoran Pemkot Cimahi, Rabu (10/4/2019).
"Saya akan konfirmasi terlebih dahulu kepada pihak Pemprov Jabar, termasuk soal legalitas pembuatan track offroad karena status lahannya belum jelas dan mau digunakan buat apa," katanya.
Menurutnya, dengan adanya pematangan lahan tersebut, Ruang Terbuka Hijau (RTH) di wilayah Kampung Adat Cireundeu akan terus berkurang. Terlebih sebelumnya Gunung Gajah Langu yang berada disamping Gunung Pasir Panji akan dijadikan perumahan.
"Selain itu akan berdampak pada kondisi alam, seperti ke eks kawasan TPA, karena disitu sudah muncul satu mata air Ciseke yang sedang dipelihara masyarakat Cireundeu," kata Ronny.
(Baca Juga : Honda Gold Wing 2018 Dipaksa Libas Trek Off Road di Flores, Ini Ceritanya)
Jika memiliki kewenangan penuh, kata Ronny, pihaknya ingin agar lahan itu masuk kawasan hijau, yang berfungsi sebagai wilayah resapan air.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, wilayah Kampung Adat Cireundeu memiliki luas 64 hektare yang terdiri dari 60 hektare lahan pertanian dan 4 hektare lahan pemukiman yang terdiri dari 50 kepala keluarga atau 800 jiwa.
Sedangkan lahan yang sudah digunduli saat ini jumlahnya mencapai 6 hektare, digunakan Proyek Perumahan Griya Asri Cireundeu.
Tetapi jumlah lahan yang akan digunduli itu akan bertambah dengan dijadikannya lahan itu sebagai trek off road.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Bukit di Kampung Adat Cireundeu Dikeruk Dijadikan Track Offroad, Warga Tak Pernah Diajak Bicara