GridOto.com-Aki mobil yang juga berperan penting untuk sistem kelistrikan mobil banyak ragamnya dipasaran.
Aki mobil ada beberapa jenis dan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Secara umum, setidaknya di pasaran aki mobil terbagi menjadi dua, yaitu aki basah dan aki kering atau bahasa teknisnya Maintenance Free (MF).
Nah, sebenarnya boleh enggak si mengganti jenis aki di mobil?
Apa sih yang harus diperhatikan saat mengganti jenis aki mobil?
(Baca Juga : Ini Efek Voltase Aki Mobil di Bawah 12 Volt, Bikin Pusing Kepala!)
Tenang sob, semua akan dijawab oleh Didi Ahadi selaku Technical Service Toyota-Astra Motor (TAM).
"Sebenarnya mengganti jenis aki sah-sah saja, namun ada beberapa yang harus diperhatikan, yakni voltase dan ampere dari aki tersebut," ucap Didi.
Untuk voltase pada mobil harus 12 volt, berbeda dengan truk yang bisa mencapai 24 volt.
Sedangkan untuk ampere yakni kapasitas tenaga listrik yang bisa diterima oleh aki juga harus sama.
Sebagai contoh bila sebelumnya mobil menggunakan aki basah dan ingin menggantinya dengan aki MF, perhatikan voltase dan kapasitas ampere-nya.
(Baca Juga : Begini Cara Gampang Rawat Aki Mobil Agar Voltase Tetap 12 Volt)
Untuk keterangan voltase dan ampere aki umumnya di tuliskan di badan aki.
Ini untuk mengidentifikasi spek aki tersebut.
Selain itu, perhatikan fisik aki itu sendiri.
Di mobil-mobil sekarang yang memiliki ruang penyimpanan aki yang sudah disesuaikan oleh aki bawaan pabrik akan sulit mengganti aki dengan ukuran yang lebih besar.
(Baca Juga : Cara Gampang Cek Voltase Aki Mobil, Modal Rp 50 Ribu Doang Kok)
"Umumnya mau aki kering atau basah bila speknya sama kebanyakan produsen aki juga memiliki ukuran yang sama. Misalnya tipe 80D26L atau yang biasanya dikenal seperti NS60L," tambah Didi.
Dan mengganti ukuran kapasitas ampere yang lebih besar atau yang lebih kecil dari spesifikasi bawaan pabrik sangat tidak disarankan.
"Untuk safety terkait kelistrikan sangat tidak disarankan, wajibnya mengikuti spek yang sudah disarankan oleh pabrikan," tutup Didi.