GridOto.com - Biasanya kegiatan Sunday Morning Ride atau Sunmori keburu gagal duluan kalau sudah hujan, tapi enggak berlaku buat Komunitas Honda Big Bike Jogja.
Waktu menunjukkan pukul setengah 6 pagi saat GridOto sampai di titik kumpul di SPBU Maguwo, Yogyakarta, saat itu suasananya masih hujan gerimis.
Berangkat dari Muntilan pukul 5 pagi bersama Bro Uki yang menggunakan Honda CB500X saja sudah hujan deras dan sudah basah-basahan, padahal sunmorinya saja belum mulai.
Rencananya Komunitas Honda Big Bike Jogja bakalan ngegas ke Pantai Watu Karung, Pacitan. Jaraknya kurang lebih 120 km. Enggak jauh-jauh banget nih bisa pulang-pergi seharian.
Yang datang setelah kami berdua adalah Eko Purnomo, Big Bike Consultant Astra Motor Center Yogyakarta yang pakai Honda Rebel 500.
"Jogja hujan deras dari jam 3 tadi Bro! Tapi tenang aja... Sebentar lagi juga kumpul kok," ujarnya.
(Baca Juga : Sensasi Unik Pakai Big Bike Honda di Jalan Tol Malaysia)
Benar saja satu persatu anggota komunitas Honda Big Bike Jogja pun berdatangan, sampai ada Honda CRF1000L Africa Twin DCT!
Pukul 7 pagi, rombongan Sunmori yang terdiri dari 3 unit Honda CB500X, 1 CB500F, 1 Rebel 500, 1 Africa Twin, 1 CBR250R, plus 1 KTM Duke 250 langsung deh ngegas ke checkpoint pertama di Semanu.
Eh sebentar... Kok ada KTM Duke 250 di antara Honda? Ya itu sih kebetulan motor yang GridOto pakai. Adanya motor itu Sob! Hehehe...
Biar enggak bete di jalan utama, Bro Aat yang pakai Honda CB500X selaku road captain membelokkan rombongan ke jalur Candisari dan Nglanggeran yang rutenya cukup seru karena sempit dan penuh tikungan cilukba.
Kondisi jalanan yang cukup basah meski sudah tidak hujan lagi juga bikin jalurnya jadi ngeri-ngeri sedap karena aspalnya licin.
Masuk Wonosari, Gunung Kidul, ternyata hujan turun lagi. Pakai jas hujan, baru deh lanjut ngegas lagi hingga Semanu buat sarapan di Rumah Makan Pari Gogo sekaligus menunggu dua orang lagi yang datang menggunakan Honda CRF250 Rally.
Kelar sarapan, langsung cus lagi deh pukul 9 pagi dari Semanu. Masih hujan, tapi biasanya kalau perut kenyang ya enjoy aja tuh!
Sekadar banyangan saja buat kamu yang belum pernah lewat Rute Semanu-Pracimantoro, jalanannya seru banget karena naik turun kayak tabletop motocross.
Jadi jangan nekat kalau mau menyusul di tanjakan karena bisa saja ada kendaraan yang tiba-tiba nongol. Benar-benar ciluk baaaa!
Apalagi pas ketemu Jalur Lintas Selatan (JLS) yang lurus selepas Pracimantoro sebab saat masuk Pacitan jalanan kering dan tiada mega di langit. Power-power moge yang sebelumnya enggak bisa dimuntahkan, puas banget digeber sampai angka 130-150 km/jam!
Enggak cuma lurus, JLS Pacitan juga penuh dengan tikungan bertubi-tubi yang bikin pecinta cornering enggak bisa lurus badannya karena baru keluar apex, sudah entry alias turn in lagi. Seru!
Cuma yang harus diwaspadai di JLS ini adalah kemunculan bus antar kota atau bus pariwisata yang sering lewat. Karena setiap masuk tikungan bus-bus besar pasti bakalan bablas makan jalur sampai marka tengah supaya bisa belok.
Jadi buat kamu yang mau menjajal Rute JLS Pacitan ini, jangan kebawa napsu keasyikan cornering. Tetap safety riding ya!
Oh ya, lanjut cerita, GridOto bareng komunitas Big Bike Jogja akhirnya sampai juga nih di Pantai Watu Karung Pacitan pukul 10:45 WIB.
Pantai Watu Karung Pacitan ini tergolong sepi karena belum terlalu tenar ketimbang pantai-pantai lain di Pacitan seperti Pantai Klayar atau Pantai Soge.
Asyiknya, Pantai Watu Karung jadi sepi dan bersih. Pantainya berpasir putih dan gradasi warna lautnya terlihat jelas dari hijau, biru muda, hingga biru tua.
Ditambah lagi ada pemandangan dua buah batu besar di titik horizon yang macam gerbang di tengah laut.
Namun bukan pemandangannya yang bikin pantai Watu Karung jadi terkenal hingga turis-turis mancanegara, tapi gulungan ombaknya yang nikmat dipakai surfing!
Berbeda dengan garis pantai di Gunung Kidul yang tergolong berbahaya untuk berenang karena adanya palung, di Pantai Watu Karung masih tergolong aman untuk bermain air, tapi ya tetap harus hati-hati karena gulungan ombaknya cukup kuat.
Lalu agenda kami ngapain? Ya sesuai judul artikel ini karena komunitas Honda Big Bike Jogja enggak takut hujan tapi takutnya lapar, jadinya ya jelas makan-makan lagi Sob!
Lagi di pantai ya enggak mungkin lah makan pecel lele. Alhasil sajian sea food dari ikan, lobster, udang, hingga rajungan jadi obstacle yang harus dihadapi. Maju terus gas pol!
Di sela-sela menikmati keindahan Pantai Watu Karung selepas makan siang, GridOto sempat bertanya soal struktur komunitas Honda Big Bike Jogja. Siapa sih ketuanya?
Jawaban yang GridOto terima malah enggak diduga.
"Kita enggak ada ketuanya, yang penting kita punya bendahara!," teriak seorang member dari belakang meja yang jujur saja bikin ketawa sampai mulas.
Namun menurut Bro Eko, komunitas ini mulai berkumpul dari tahun 2016.
"Ya pembeli big bike kita minta kontaknya, lalu bikin acara touring bareng. Yang mau ikut ya ikut, kalau enggak mau ya kita enggak paksa. Akhirnya ya sering deh jalan-jalan begini," jelasnya.
Puas bermain di pantai, kami langsung ngegas lagi menuju Yogyakarta pukul satu siang.
Langit sudah mendung, jadi kami langsung saja pakai jas hujan. Eh benar, baru nyalain motor, langsung hujan turun lagi.
Alamat bakal awet nih hujannya, tapi mau bagaimana lagi. Di Indonesia kalau enggak panas ya hujan.
Mau pakai motor ratusan juta, ya tetap saja kalau panas enggak kehujanan, kalau hujan enggak kepanasan bung.
Jalur pulang yang dilewati pun sedikit berbeda dengan jalur berangkat. Hujan-hujanan kami melipir Pegunungan Kapur Selatan Pacitan-Pracimantoro-Gunungkidul.
Paling keren saat kami melewati lembahan Bengawan Solo Purba, udah kayak Grand Canyon di Colorado sana. Sayang karena hujan kami lebih fokus buat ngegas ketimbang berhenti foto-foto.
Sampai kota Yogyakarta kami langsung bubar dan GridOto lanjut ngegas lagi dengan Bro Uki hingga Muntilan dan sampai pukul 16:30 WIB.
Itu berarti full selama 4,5 jam kami diguyur hujan. Saking derasnya dan enggak pakai acara berhenti-berhenti ya tembus tuh sampai dalaman walau sudah pakai jas hujan. Sepatu saja rasanya sudah seperti kolam.
Sesampainya di rumahnya di kawasan Sabrang Lor, Muntilan, Bro Uki cuma ketawa-ketawa melihat GridOto yang mulai kedinginan.
"Nih lihat, kering. Kering semua. Cuma sepatu aja yang kayak kolam, hehehe!" ia puas banget ketawanya.
Ya jelas, GridOto kalah gear tapi yang penting enggak kalah semangat dong!
Tapi apakah berakhir sampai di situ? Ternyata enggak... Bro Eko sudah ngasih lagi nih bocoran jalan-jalan berikutnya.
Memang sih agenda di Komunitas Big Bike Jogja ini juga enggak bisa serutin komunitas motor kecil yang bisa kopdar tiap minggu karena wajar saja membernya kebanyakan pengusaha sehingga harus cek jadwalnya.
"Rencananya berangkat tanggal 13 April ke Dieng, nginap dan baru pulang tanggal 14 April. Ikut lagi enggak Bro?" tanyanya.
Waduh, susah nih nolaknya...