Akan Ada Zonasi Untuk Penggunaan Aspal Campuran

Adi Wira Bhre Anggono - Rabu, 13 Maret 2019 | 15:05 WIB

Pengerasan jalan menggunakan aspal karet (Adi Wira Bhre Anggono - )

GridOto.com - Pemerintah sudah mulai mendorong untuk penggunaan aspal campuran guna meningkatkan kualitas pelapis jalan.

Tak hanya aspal campuran karet, tetapi juga campuran plastik dan juga aspal buton.

Aspal buton atau juga disebut Asbuton merupakan material aspal alam berkualitas tinggi yang dihasilkan Pulau Buton.

Menurut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, penggunaan material campuran untuk aspal itu harus berdasarkan zonasi.

(Baca Juga : Menolak Punah, 11 Sedan Mewah Tahun 1990-an Kompakan Tampil Beda!)

Maksudnya adalah, dengan mempertimbangkan keunggulan material campuran pada masing-masing wilayah.

"Kalau karet mungkin di Sumatera dan Kalimantan, kalau plastik kita bisa pakai yang Jawa dan Bali. Untuk wilayah timur kita ada aspal buton. Jadi kita harus mikir itu juga," ungkap Basuki di Jakarta, Selasa (12/3/2019).

Basuki juga mengusulkan, dalam aplikasi aspal campuran ini akan menggunakan dana alokasi khusus (DAK) yang disalurkan ke pemerintah daerah.

Nantinya, Pemda yang akan ditugaskan untuk menyosialisasikan tentang norma, standar, prosedur dan manual (NSPM) yang telah diberikan oleh Kementerian PUPR.

(Baca Juga : Lengkap Banget! Yamaha Resmi Rilis 20 Obat Ganteng Buat MT-15)

"Untuk DAK kami masih bisa kontrol. Nanti DAK kita wajibkan di karet, tapi kalau yang non DAK nanti pasti tergantung gubernur, bupati dan walikota," sambung Basuki.

Sekedar informasi, pada tahun ini Kementerian PUPR menargetkan penggunaan 177,95 ton karet sebagai campuran perkerasan aspal.

Aspal campuran tersebut akan digunakan untuk memuluskan jalan nasional sepanjang 93,66 kilometer.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta penggunaan karet sebagai campuran aspal ditingkatkan.

(Baca Juga : Kenali Tanda yang Muncul Saat Klep Motor Sudah Minta Disetel Ulang)

Tak hanya di tiga provinsi yakni Sumatera Selatan, Riau dan Jambi, tetapi juga di seluruh Indonesia.

"Memang harga jalan lebih mahal sedikit. Kurang lebih 10 persen lebih mahal. Tapi dengan awetnya lebih lama, sebenarnya jadi lebih murah," kata Presiden seperti dikutip dari Antaranews.com, Sabtu (9/3/2019).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penggunaan Aspal Campuran Harus Sesuai Zonasi".