GridOto.com - Menjadi jadi salah satu perusahaan pembiayaan otomotif terbesar, pastinya bukan suatu perkara yang mudah bagi PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance).
Asam garam dunia bisnis pembiayaan di Tanah Air pastinya sudah dirasakan oleh perusahaan yang berdiri sejak 1990 ini.
Bahkan, Adira Finance sempat goyang pada saat krisis moneter (krismon) menimpa Indonesia pada 1998 lalu.
"Ingat tidak pada tahun 1997-1998 semua Bank collapse, pembiayaan mana ada dananya untuk semua," ujar Niko Kurniawan, selaku Direktur Penjualan, Service dan Distribusi Adira Finance saat bercerita kepada GridOto.com, Kamis (7/3/2019).
(Baca Juga : Blak-blakan Halomoan Fischer: Begini Sejarah Mobil88 di Indonesia)
Meski begitu, para petinggi Adira Finance pada saat itu berusaha untuk tetap konsisten mempertahankan nama baik perusahannya dengan tetap membayar cicilannya ke bank-bank.
"Bank percaya kepada Adira Finance karena kami tetap masih bayar hutang, enggak ngemplang lah," papar Niko.
"Karena pada saat itu komitmen dari pemegang saham kami tetap jalani kewajibannya," imbuhnya.
Selain itu karena kejelian dari para petinggi Adira Finance melihat kondisi pasar, akhirnya perusahaan pembiayaan ini perlahan bisa bangkit dan terus eksis hingga saat ini.
(Baca Juga : Blak-blakan Harris Muliawan: Tantangan Terberat Kingland di Industri Ban Motor Tanah Air)
Hal itu juga yang membuat Adira Finance akhirnya menghadirkan produk pembiayaan untuk kendaraan roda duanya di Tanah Air.
"Pada saat krisis, market yang duluan naik kembali itu motor bukan mobil. Jadi pada itu Indonesia otomotifnya yang bergerak itu motor, dan bank ataupun kami (perusahaan pembiayaan) lebih nyaman kasih pinjaman yang jumlahnya kecil kan," kata Niko lagi.
"Akhirnya pada saat itu kami switching total masuk ke motor, mobil ada tapi sedikit," ujarnya.