Jadi Bos Baru Ferrari, Suami Dian Sastro Siapkan Ferrari F8 Tributo

Muhammad Mavellyno Vedhitya - Kamis, 7 Maret 2019 | 13:28 WIB

Ferrari F8 Tributo debut di Geneva Motor Show 2019 dengan warna biru (Muhammad Mavellyno Vedhitya - )

GridOto.com - Maulana Indraguna Sutowo yang merupakan suami dari salah satu Artis papan atas tanah air Dian Sastrowardoyo, resmi menjadi Chief Executive Officer (CEO) baru Ferrari Jakarta per Januari 2019.

Indra menggantikan posisi yang ditinggalkan oleh Arie Christoper, Arie pindah ke Eurokars Group Indonesia per Januari 2019, dan menjabat sebagai Operation Director untuk merek-merek seperti Rolls-Royce dan Maserati.

Sementara Indra sendiri sebelumnya sudah menjabat sebagai Direktur Utama PT Mugi Rekso Abadi (MRA Group).

Perusahaan tersebut merupakan induk dari PT Citra Langgeng Otomotif sebagai distributor resmi mobil Ferrari di Indonesia.

(Baca Juga : Sekali Isi Hampir Rp 800 Ribu, Segini Konsumsi BBM Ferrari Touring Tol Trans Jawa)

Indra juga turut berpartisipasi di setiap kegiatan yang digelar oleh Ferrari Jakarta bersama dengan komunitas mobil Ferrari Owners Club Indonesia (FOCI).

Seperti acara FOCI Trans Java Tour 2019 yang digelar pada tanggal 1 sampai 3 Maret 2019, mulai dari Rest Area Cikopo km 102 sampai ke Surabaya.

Mobil yang dikendarai oleh Indra adalah GTC4Lusso T yang dipakai untuk melintasi Tol Trans Jawa, Indra juga membawa istri beserta dua anaknya, dan ikut bergabung setibanya di Solo.

Indra mengungkapkan akan menyiapkan line-up mobil baru Ferrari yang akan masuk ke Indonesia dibawah kepemimpinanya, salah satunya yaitu Ferrari F8 Tributo.

Ferrari
Ferrari F8 Tributo debut di Geneva Motor Show 2019 dengan warna merah

(Baca Juga : Setelah Tol Trans Jawa, Ferrari Siap Touring Tol Trans Sumatera)

"Kalau rencana dari globalnya akan ada beberapa line up mobil yang akan keluar. Salah satunya mungkin yang ada di depan mata adalah pengganti Ferrari seri 488. Ferrari F8 Tributo baru launching di luar negeri. Di Indonesia, mungkin baru tahun depan masuk. Sebab negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia memang selalu dapat jatah belakangan," ungkapnya.