GridOto.com - Supaya bore up dengan piston 60 mm di Yamaha R15 enak buat harian, ternyata ada rahasianya.
Dengan bore up pakai piston 60 mm, berarti kubikasi mesin Yamaha R15 meningkat jadi 166 cc.
Rahasianya terletak dari pemilihan bahan dan juga perhitungan bore up.
Untuk lebih lengkapnya, yuk kita bahas satu persatu.
(Baca Juga : Selain CRF150L, Motor Dual Purpose Honda Ini Juga Sempat Mengaspal di Indonesia)
Blok Silinder
Karena tujuannya untuk harian, pilihan bore up kit (termasuk blok dan piston set) harus tahan terhadap gempuran panas.
Makanya, masalah pendinginan mesin jadi perhatian utama.
"Soal water jacket dengan piston 60 mm itu enggak ada masalah, dindingnya masih tetap tebal. Yang harus diperhatikan justru paking," buka Bima Antasena Hindami, biker Yamaha R15 kepada GridOto.com.
Oya, untuk bore up kit, Bima menggunakan Moto1 Racing.
(Baca Juga : Hati-Hati! Ini Potensi Bahaya Pakai Ban Slick untuk Motor Harian)
"Buat bahannya Nikasil itu sudah cukup buat harian," ujar pria yang juga anggota Yamaha R15 Kaskus Rider (R15ER).
Paking
Buat bore up motor harian, pemilihan paking juga enggak boleh sembarangan.
"Kalau paking jangan pakai bawaan bore up kitnya, lebih baik pakai yang bahannya tembaga," ujar pria yang akrab disapa Bima ini.
"Soalnya, kalau pakai paking bawaan bore up kit air radiator suka nyebrang ke ruang bakar," ujarnya lagi.
(Baca Juga : Begini Interior Hardtop Gaya Australia, Mewah dan Enggak Terasa Jadul)
Head
Untuk menunjang pemakaian piston yang sudah besar, ubahan di head silinder juga dilakukan oleh Bima.
Ubahan head yang dilakukan Bima meliputi noken as, klep, per klep dan porting polish.
Untuk urusan Noken As, Bima mempercayakan produk bikinan Kawahara.
"Noken As saya pakai Kawahara K1, karakternya masih cocok buat harian yang stop n go," kata Bima.
"Karakter putaran mesin bagian bawah lebih bertenaga dibandingkan standar dan putaran mesin atas juga ikut melimpah," ujar pria yang sering melakukan perjalanan kuliah dari Pondok Gede ke Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ini.
(Baca Juga : Di India Suzuki Baleno Hatchback Facelift Sudah Bisa Dipesan, Rilis Sebentar Lagi?)
Untuk per klep dan klep, Bima menyarankan untuk menggunakan ukuran standar.
"Nah buat per klep pakai Swedia, sedangkan untuk klepnya menggunakan bikinan BRT jenis Carbon dengan ukuran standar Yamaha R15," ujar pria yang juga owner Beemyy Speed Shop ini.
"Kelebihannya lebih enteng, per yang keras juga mencegah Valve Bouncing saat putaran mesin tinggi," tambahnya.
Jangan lupa finishingnya head juga diporting polish.
(Baca Juga : Mesin Hardtop Ini Diganti Dengan Versi Australia, Lebih Bertenaga!)
Injector
Untuk memperbesar debit bahan bakar yang masuk ke ruang bakar, Bima memutuskan untuk mengganti injector.
Dari bawaan Yamaha R15 yang hanya 6 hole menjadi 10 hole.
"Saya pakai injector merk SPS 10 Hole supaya mesin enggak kekeringan," kata Bima
ECU
Menurut Bima, ECU merupakan salah satu komponen yang menentukan bore up enak atau enggaknya buat harian.
(Baca Juga : Daftar Lagu Paling Bahaya Didengarkan Saat Nyetir, Mr. Brightside Salah Satunya)
"Makanya setelah spek mesin jadi, saya langsung setting ECU Juken 5 langsung di BRT, Sentul, Jawa Barat," jelasnya.
Namun, settingan ECU Juken untuk motor Yamaha R15 milik Bima enggak langsung ketemu.
"Saya sampai 2 kali setting di BRT baru ketemu settingan yang pas, sebab saya pakai air ram juga," ujar Bima yang enak buat diajak ngobrol di 0812-9099-0320.
"Debit udara yang masuk terlalu banyak, makanya agak susah menentukan AFR yang pas," papar mekanik yang bengkelnya di Jl.Salawati 1 blok a8 no.2 Jatiwaringin Asri, Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat.
(Baca Juga : Catat, Ini Beberapa Perbedaan FJ40 Lokal Dengan Versi Austalia)
Setelah bolak balik setting langsung di BRT, ECU Juken 5 milik Bima membawakan hasil.
"Busi warna coklat yang menandakan kalau pembakaran bagus, kemudian konsumsi bahan bakar bisa tembus 1 liter untuk 28 sampai 30 Km," pungkas Bima yang bisa dikontak di nomor telepon 0812-9099-0320.