GridOto.com - Guna mendukung kebijakan peningkatan pengunaan karet nasional, pemerintah sedang mengembangkan teknologi penggunaan karet sebagai campuran aspal jalan raya.
Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, bila rencana itu jadi maka diyakini harga karet bisa terdongkrak.
Indonesia sebagai produsen karet pun akan dapat manfaatnya.
"Soal aspal (karet), biaya mungkin sedikit naik, tapi daya tahan lebih lama, sehingah masih ada keuntungannya," ujarnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (11/1/2019).
(Baca Juga : Hasil Kurang Maksimal, Penggunaan Aspal Plastik di Tol Tangerang-Merak Dikaji Ulang)
"Tapi itu perlu menyiapkan pengolahannya. Kedua, jalannya yamg mana yang mau diaspal, harus jelas," sambung dia.
Mantan Gubernur Bank Indonesia itu mengatakan, ada dua macam karet yang dicampur aspal, yakni latex dan ban bekas dicampur karet lembaran.
Untuk latex kata Darmin, pencampuran dengan aspal biasanya prosesnya bisa lebih cepat karena pengolahannya kecil.
Namun aspal campur latex ini tidak bisa lama dibiarkan, setelah dicampur harus langsung dipakai untuk aspal jalan.
Sedangkan aspal dengan ban bekas dicampur karet lembaran, bisa disimpan lebih lama dan pengolahannya membutuhkan pabrik yang cukup besar.
(Baca Juga : Otoseken: Usir Sendiri Noda Aspal Nyebelin di Bodi Motor Bekas)
Di Indonesia kata Darmin, sebenarnya sudah ada pabrik yang memproduksi aspal dengan campuran karet ini, tapi perkembangannya tidak maksimal.
"Kami juga mau coba manfaatkan itu dengan Kementerian PU, Kemenhub juga kita minta identifikasi dari bahan karet apa saja tang bisa dipakai, misal bantalan rel KA, atau alat di pelabuhan," ucap Darmin.
Pemerintah belum mau bicara soal kapan rencana aspal karet bisa terealisasi. Kemenko Perekonomian masih akan melakukan pembahasan dengan stakeholder terkait.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Setelah Plastik, Kini Jokowi Mau Bikin Jalan dari Aspal Karet