GridOto.com - Sebelumnya pada artikel Harga Swift Bekas, kami telah menjabarkan mengenai patokan harga Hatchback andalan Suzuki ini.
Dengan kisaran harga Rp 90-150 juta, Swift menjadi alternatif mobkas terjangkau untuk kendaraan yang digunakan sehari-hari di kota padat yang menuntut kepraktisan.
Apalagi jika Anda memilih transmisi otomatis 4-percepatan, tentu berkendara akan lebih nyaman.
Kali ini Otoseken akan membahas komponen yang patut diperhatikan ketika mobil tersebut sering digunakan pada kondisi 'stop and go' perkotaan.
Yang pertama perlu diperhatikan oleh pemilik Swift matik adalah perawatan transmisinya.
(BACA JUGA: Berkaca dari Spion Dipatahkan Pengendara RX-King, Apakah Bisa Dicover Asuransi?)
Merujuk perawatan berkala rekomendasi pabrikan, batasan tempuh untuk penggantian oli transmisi mencapai 100 ribu km.
“Lebih cepat diganti bisa lebih awet,” saran Sarmilih, service manager Suzuki Pondok Indah, Jaksel, seraya menyebut batasan anjuran di kisaran 40 ribu km hingga 50 ribu km.
Mengingat kinerja transmisi matik yang kerap ‘disiksa’ dalam kondisi kemacetan terus menerus di wilayah perkotaan seperti Jakarta misalnya.
Sarmilih menjelaskan, biasanya untuk penggantian oli transmisi yang lebih cepat ini hanya mengganti oli pada tabung bawah di wilayah sekitar karter.
Penggantiannya hanya menghabiskan tiga liter oli transmisi.
Selanjutnya oli transmisi baru akan bersikulasi otomatis dengan sisa oli yang bertahan.
Langkah ini lebih hemat dari segi alokasi biaya, dibanding dengan metode penggantian ulang secara menyeluruh yang membutuhkan oli transmisi antara 12 liter hingga 15 liter.
Tujuan dari metode pengurasan ini agar ruang transmisi lebih bersih dan tidak meninggalkan sisa oli lama.
(BACA JUGA: Honda Civic Estilo Clean Look, Dijual Segini Harganya!)
Langkah ini wajib dijalankan sesuai rekomendasi pabrikan di jarak tempuh 100 ribu km.
Namun, jika sering dihadapkan dengan kondisi jalanan macet, metode pengurasan sebelum mencapai 100 ribu km akan lebih baik.
“Ada juga yang baru mencapai 40 ribu km minta dikuras,” jelas Sarmilih.
Di bengkel resmi Suzuki, disodorkan oli transmisi produksi Suzuki Genuine Oil (SGO) ATF berkode 3317.
Klaimnya mampu menahan tekanan suhu tinggi dan mengurangi gejala selip ketika kecepatan tinggi.
“Pindah gigi jadi lebih halus,” promo Yoyok S. Soebadi dari SGO yang menyebut spesifikasinya di atas Dextron III.
Pemakaian transmisi matik di jalanan macet, apalagi sering melakukan ‘stop and go’ tentunya mempengaruhi kinerja penghenti laju, khususnya rem depan.
Jika membandingkan dengan transmisi manual yang sanggup mencapai batas tempuh 70 ribu km, kampas rem mobil transmisi matik bisa lebih cepat habis di kisaran 35 ribu km hingga 40 ribu km.
Tak usah khawatir keluar biaya besar, karena biasanya yang harus diganti lebih dahulu adalah kampas rem depan saja.
“Kalau belakang justru lebih awet, bisa tiga kali ganti kampas rem depan, setelah itu baru ganti kampas rem belakang,” tutur Sarmilih.
Kalau sudah merambah wilayah pengereman, bisa sekalian memeriksa minyak rem.
Karena asumsi warna minyak rem yang masih bening bukan jaminan kadar airnya rendah.
Jika kadar air sudah meningkat, potensi karat di piston pada kaliper dan sil karet siap mengancam.
Biar awet dan bebas masalah Suzuki Swift-nya, jangan lupa perhatikan hal di atas ya!