GridOto.com - Kecelakaan di ruas tol Tembalang, tepatnya KM 10 Kota Semarang arah Salatiga, Selasa (4/12/2018) membuat sastrawan NH Dini meninggal dunia.
Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin atau akrab disapa NH Dini (82) saat itu berada di dalam mobil taksi.
Kecelakaan bermula saat truk bernomor polisi AD 1536 mengalami kerusakan di jalur utama tol, saat hendak melaju kembali, truk tersebut justru berjalan mundur.
Di saat yang sama, mobil Toyota Avanza yang ditumpangi NH Dini datang dari arah yang sama dan berada tepat di belakang truk.
(BACA JUGA: Kronologi Kecelakaan Avanza VS Truk yang Mengakibatkan Sastrawan NH Dini Meninggal Dunia )
Sopir taksi tidak dapat menghindar dan tabrakan pun terjadi.
Jusri Pulubuhu, pendiri dan instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) memberikan tanggapannya.
Jusri mengatakan, berkaca dari kejadian tersebut seharusnya pengendara selalu menyikapi diri dengan memiliki sebuah pola pikir selalu mengantisipasi bahaya dari awal.
"Jadi kejadian ini jelas karena sebuah kegagalan antisipasi, dia tidak pernah berpikir mobil di depan mundur secepat itu," ucap Jusri kepada GridOto.com.
(BACA JUGA: Cara Pasang Indikator Tambahan Mobil di Motor, Keren dan Fungsional )
Lalu selalu berpikir kemungkinan terburuk yang akan terjadi saat berkendara.
"Kalau kita berpikir terburuk, seperti ini jalan menanjak, maka segala objek yang ada di atas bisa saja meluncur ke bawah. Nah, pola pikir antisipasi ini kurang," jelasnya.
"Dalam konteks mengemudi penting berpikir terburuk, jadi bersikap mengantisipasi terhadap kesalahan orang lain," sambungnya.
Jusri pun menyarankan tidak boleh berpikir aman di jalan raya, tidak boleh berpikir pengendara lain akan tertib, karena apapun bisa terjadi.
"Dan yang penting selalu menyediakan ruang untuk menghindar, dengan cara menyetir menjaga jarak," sebutnya.