GridOto.com - Kecelakaan lalu lintas bisa terjadi karena berbagai faktor dan penyebab.
Salah satunya yang sering terjadi adalah akibat dari kesalahan manusia atau human error ketika sedang berkendara.
Menurut data dari Korlantas Polri tahun 2003 dan 2012, usia produktif menjadi penyumbang korban kecelakaan lalu lintas terbesar, yakni dari umur 17 sampai 40 tahun.
Lalu apa sih alasannya?
(BACA JUGA: Ini Faktor Terbesar Kecelakaan Lalu Lintas di Indonesia)
"Pertama adalah dari segi emosional rentang umur ini lebih cenderung tidak stabil sehingga membentuk gaya berkendara agresif," ujar Adrianto Sugiarto Wiyono, Intruktur Indonesia Defensive Driving Center (IDDC) kepada GridOto.com (23/11/2018).
Berkendara agresif bisa dicontohkan seperti mengebut di jalan umum atau mudah terpancing emosi ketika terjadi hal yang tidak diinginkan di jalan.
Hal inilah yang mendukung rendahnya kemampuan defensive driving ketika sedang berkendara.
Defensive driving lebih menekankan kepada keamanan berkendara yang bertanggung jawab bagi diri sendiri dan orang lain.
(BACA JUGA: 5 Fakta Kecelakaan Maut Pikap Terguling di Cipondoh, Usia Sopir Hingga Jumlah Korban)
Jika kemampuan safety driving sudah bagus namun defensive drivingnya masih rendah bisa jadi akan mencelakakan diri sendiri atau orang lain.
"Memang banyak usia muda yang cukup mudah beradaptasi dan mengasah kemampuan berkendaranya, namun pembentukkan defensive driving ini memerlukan pengalaman dan waktu yang berkelanjutan," tegas Adrianto.
Penyebab lainnya adalah usia muda yang secara sah dan legal telah memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) namun baru belajar mengemudi.
Istilahnya adalah Basic Driving, dimana pengemudi baru yang turun ke jalan raya dan perilaku berkendaranya bisa menyebabkan celaka bagi orang di sekitarnya.
"Sekali lagi ditekankan pentingnya defensive driving di rentang usia ini untuk bisa menghindari hal seperti ini tidak terjadi," jelas Adrianto.