GridOto.com - Sudah menjadi rahasia umum jika pembiayaan mobil bekas lebih berisiko ketimbang mobil baru.
Tetapi, salah satu perusahaan pembiayaan yang melayani sektor kendaraan bekas, yakni Adira Finance, tak takut menjalankan bisnis pembiayaan mobkas.
Bahkan, menurut Direktur Penjualan, Servis dan Distribusi Adira Finance, Niko Kurniawan Bonggowarsito, pembiayaan mobil bekas secara unit lebih banyak ketimbang mobil baru.
Ia menyebut, persentasenya sekitar 55 persen berbanding 45 persen.
(BACA JUGA: Bisnis Mobil Bekas Lesu, Sebulan Belum Tentu Laku 1 Unit)
Bahkan, ia mengatakan angka kredit macet untuk pembiayaan mobil bekas di Adira Finance lebih baik ketimbang tahun lalu.
Lalu, bagaimana cara Adira Finance menjaga risiko kredit macet dari pembiayaan mobil bekas, yang secara umum terkenal lebih berisiko?
Menurut Niko, ada dua faktor yang membuat Adira berhasil dalam pembiayaan mobil bekas.
"Pertama adalah di akuisisi yang paling penting. Akuisisi adalah cara kita untuk menyetujui kredit. Jadi kita harus pilih dealer bekas yang bener-bener baik," ucap Niko (21/11/2018).
(BACA JUGA: Mobil Bekas Jenis Ini Paling Banyak Dikredit di Adira Finance)
Menurutnya, kualitas dan citra dealer cukup berpengaruh terhadap kelancaran nasabah dalam membayar angsuran mobilnya.
"Jangan dealer yang suka menipu customer. Misalnya mobil jelek dibilang bagus. Customer kalau dapet mobilnya jelek pasti gak mau bayar kredit," sambungnya.
Selain dari sisi dealer, akuisisi kepada calon konsumen juga sangat penting.
Menurutnya, pihaknya harus benar-benar mengetahui kemampuan financial calon konsumennya dalam membayar angsuran yang nantinya dibebankan.
(BACA JUGA: Cara Mudah Cek Kebocoran Oli Mesin saat Beli Mobil Bekas)
"Kita harus membantu customer kita untuk mengetahui berapa kemampuan bayar mereka. Sehingga akuisisi ini sangat penting sehingga jangan sampai ada konsumen yang tidak mampu membayar," sambungnya.
Faktor kedua, menurut Niko adalah dari struktur internal Adira Finance.
"Kita berbicara soal team maintenance, tim ini istilahnya untuk mempermudah customer," katanya.
"Kayak misalnya kalau mau bayar angsuran lewat kantor cabang, lewat bank, lewat mini market. Pokoknya tim ini juga harus mempermudah customer, sehingga mereka bayar kreditnya lancar," tutup Niko.