GridOto.com-Kehadiran fitur rem ABS berperan penting dalam mengurangi tingkat kecelakaan pengemudi mobil.
Rem ABS meminimalisir ban mengunci atau kehilangan traksi saat mengerem mendadak, terutama di jalan yang licin.
Tidak sedikit yang beranggapan bahwa dengan rem ABS, mobil bisa berhenti dalam jarak sependek mungkin pada kondisi jalan yang ekstrem.
Apakah benar demikian?
(BACA JUGA: Wuling Formo Minibus Tanpa Rem ABS, Begini Cara Pengereman yang Aman)
"Rem ABS bukanlah persoalan mengenai seberapa pendek jarak pengereman, namun lebih ke optimalisasi dan kestabilan pengereman pada kondisi jalan tertentu," ujar Mitsuhiro Saito, Technical Specialist BOSCH Jepang (13/11).
Rem ABS bekerja dengan memberikan efek pulse pada tekanan rem secara cepat ketika mendeteksi ban terkunci.
Misalkan mengerem di jalan yang terdapat pasir atau tanah basah, pengereman akan lebih jauh ketimbang mengerem di jalan basah karena air.
Yang menjadi poin adalah pengemudi bisa mengoptimalkan pengereman dan menjaga kestabilan mobil saat melakukan pengereman karena ban tidak terkunci.
"Memang secara garis besar jarak pengereman akan lebih pendek bila rem sudah ber-ABS daripada yang tidak," jelas Mitsuhiro Saito.
(BACA JUGA: Rem Dengan Teknologi ABS, Bagaimana Cara Kerjanya?)
Kemudian rem ABS adalah dasar dari pengembangan fitur traction control dan vehicle stability control.
Kedua fitur tersebut bekerja berbasis rem ABS untuk menstabilkan mobil agar tetap pada jalurnya, terutama saat menikung.
Traction control bekerja secara longitudinal, dari depan ke belakang dan sebaliknya untuk menjaga traksi mobil saat melaju.
Sedangkan vehicle stability control bekerja dari kiri ke kanan dan sebaliknya untuk menjaga pergeseran arah mobil.
"Prinsipnya mobil yang memiliki kedua fitur tersebut pasti sudah ada ABS-nya, namun mobil yang ber-ABS belum tentu ada kedua fitur tersebut," tutup Mitsuhiro Saito.