Seolah tak mau berhenti, Ghosn akhirnya menjabat sebagai chief operating officer (CEO) di Michelin North America pada 1988.
(BACA JUGA: MotoGP Thailand Kasih Pelajaran Berharga Buat Pabrikan Ban Michelin)
Meski karirnya melejit, ternyata ada gosip bahwa karir Ghosn bakal stagnan di Michelin, karena Michelin adalah perusahaan keluarga.
Akhirnya, pada 1996 Ghosn hijrah ke perusahaan mobil asal Prancis yang nyaris bangkrut, Renault.
Berusaha menyelamatkan Renault dari kebangkrutan, Ghosn pun mulai melakukan 'diet ketat' untuk menekan pengeluaran perusahaan.
(BACA JUGA: Membahayakan, MPV Renault Dapat Bintang 0 Dalam Crash Test)
Ghosn tutup pabrik Renault di Belgia dan berhentikan 3.300 karyawan.
Menyadari Ghosn sebagai asset bernilai, Chairman Renault, Louis Schweitzer suntik 7 juta dolar Amerika Serikat dan mengakuisisi 44,4 persen saham Nissan, dan kirim Ghosn ke Tokyo sebagai CEO pada tahun 1999.