GridOto.com - Mitsubishi kuat di sektor komersial.
Salah satu yang menonjol yakni Mitsubishi Triton.
Persentasenya tembus 60 persen market truk ringan 1 ton di tanah air.
Mengikuti kesuksesan Colt Diesel yang melegenda.
Mitsubishi sudah punya kuncian untuk menarik hati para pengusaha pengguna double cabin.
Imam Choeru Cahya, Sales & Marketing Group Head PT Mitsubishi Motors Kramayudha Sales Indonesia mengungkapkan kunciannya.
(BACA JUGA: Makin Canggih, Akankah New Mitsubishi Triton Ditinggal Pengusaha?)
"Kami sudah baca habit penjualan ke fleet. Fleet customer ini enggak mau terganggu"
"Harus benar-benar siap digunakan pada saat dibutuhkan," papar Imam di Bangkok, Thailand (9/11/2018).
Ia lantas mengungkapkan kecenderungan pola bisnis mobil jenis ini.
"Tendensinya, perusahaan enggak mau repot menyediakan driver, maintenance dan lain-lain, mereka terima bersih"
"Yang penting operasional enggak terganggu," lanjut Imam.
Untuk itu pihaknya rutin menggelar safety driving clinic untuk para konsumennya.
Sebagai info, New Mitsubishi Triton diluncurkan di Bangkok, Thailand (9/11/2018).
Model baru ini lebih berkesan kokoh dan tangguh dengan sejumlah perubahan desain.
Mobil pikap ini dibekali mesin baru 4N15 MIVEC Turbo Diesel.
Bertenaga 178 dk/3.500 rpm dan torsi 430 Nm/2.500 rpm.
Dilengkapi fitur Super Select 4WD-II.
Berisi pilihan 2H untuk jalan aspal kering, 4H untuk jalan licin seperti terkena air hujan, 4HLc untuk jalan tertutup salju atau pasir.
Lalu 4LLc untuk bebatuan dan lumpur dan butuh penguncian differensial.
Dua fitur off-road lainnya yakni Hill Decent Control dan Off-Road Mode.
Tapi menu Off-road Mode hanya bisa difungsikan saat menu 4LLc aktif. Ada empat pilihan, Gravel, Snow/Mud, Sand dan Rock.
(BACA JUGA: Kayak Salah Liat, Warna Putih New Mitsubishi Triton Kok Jadi Silver)
Dari sisi safety, New Triton dilengkapi fitur Front Collision Mitigation (FCM).
Fitur FCM di Triton terbaru mencegah tabrakan depan dengan kontrol pengereman.
Kerja rem terkoneksi dengan kamera dan sistem radar laser untuk mendeteksi mobil dan pejalan kaki di depan.
Mobil akan mengurangi kecepatan saat hendak terlibat tabrakan.
Lalu Blind Spot Warning (with Lane Change Assist), peringatan akan adanya area blind spot yang juga memberi info saat pindah lajur.
Rear Cross Traffic Alert (RCTA) untuk memantau kondisi lalu lintas di belakang dan Ultrasonic Misacceleration Mitigation System (UMS).
UMS sebenarnya satu rangkaian dengan FCM.
Bedanya UMS menghindarkan pengemudi ngegas tiba-tiba jika ada halangan di depan.