GridOto.com - Jangan malas untuk mengganti busi yang ada di motor.
Soalnya, membiarkan busi yang sudah tidak berfungsi normal punya bahaya yang fatal buat kelistrikan motor.
"Sebab, pada prinsipnya busi motor itu meminta tegangan yang stabil," buka Diko Oktaviano, Technical Support PT NGK Busi Indonesia, dalam keterangan tertulis kepada GridOto.com.
Misalnya di motor, busi mendapatkan arus listrik yang stabil dari koil.
(BACA JUGA: Siap-siap! Polisi Akan Gelar Operasi Zebra Jaya 2018)
Jika busi rusak di bagian elektroda atau groundnya, maka tegangan yang diminta akan berbeda.
Biasanya busi akan meminta tegangan yang lebih besar lagi.
Padahal, tegangan dari motor dalam kondisi apapun tidak bisa dinaikan.
Biasanya hal itu terjadi karena berubahnya celah atau gap pada elektroda busi.
(BACA JUGA: Polisi Sebut Jika STNK Mati 2 Tahun Bukan Jadi Bodong, Melainkan Hal Ini)
Misalnya awalnya celah busi awalnya 0,9 mm, karena rusak dan lama enggak diganti celah businya berubah menjadi 1,1 mm.
"Nah, celah busi yang berubah mengakibatkan busi menutut tegangan yang lebih besar dari komponen sebelumnya," wantinya.
Jadinya, Koil standar yang tadinya menghasilkan 12 sampai 15 ribu Volt enggak mampu memberikan tegangan ke busi yang sudah rusak tadi.
"Akibatnya akan muncul listrik statis dari busi, biasanya menyerang tutup busi, kemudian naik ke Koil," ucap pria yang akrab disapa Diko.
(BACA JUGA: Siap-siap! Polisi Akan Gelar Operasi Zebra Jaya 2018)
Tutup busi jadi getas dan bolong akibat tidak kuat menahan listrik statis.
"Lama kelamaan menyebabkan aki tekor," sahutnya lagi.
Untuk menghindari hal tersebut Diko menyarankan untuk mengganti busi secara teratur.
"Sebelum diganti, dicek dulu celah busi dan kondisi elektrodanya," ujar Diko.
(BACA JUGA: Segini Harga Piggyback dan Open Looper Bikinan Speedsparks)
"Buat busi yang digunakan di motor ganti per 6.000 km sekali," pungkasnya.