Indonesia Siap Jadi Produsen Baterai Kendaraan Listrik Ke-4 di Dunia

Naufal Shafly - Senin, 22 Oktober 2018 | 19:37 WIB

Ilustrasi isi baterai lithium (Naufal Shafly - )

GridOto.com - Indonesia tegah mempersiapkan diri, dalam menyambut era kendaraan listrik yang sudah mulai di beberapa negara.

Bahkan, Indonesia dikabarkan siap membangun pabrik untuk memproduksi baterai kendaraan listrik.

Menurut Harjanto, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, pabrik baterai yang dimaksud berlokasi di Halmahera, Maluku Utara.

"Mengenai pabrik di Halmahera, itu yang saya tahu sudah proses peletakan batu pertama, dengan investasi Rp 144 Triliun kalau gak salah," ucap Harjanto beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan, Halmahera dipilih karena memiliki sumber daya alam berupa nikel, yang bisa dijadikan bahan baku pembuat baterai.

(BACA JUGA: Regulasi Masih Disusun, Ini Kendala Motor Listrik Kata AISI)

Harjanto menyebut, pemerintah juga tengah mendorong para pelaku industri untuk dapat memproduksi baterai berbahan nikel kobalt.

"Kita sudah berfikir juga bagaimana kita merecycle limbah baterai. Karena saya juga sudah berbicara dengan pabrikan otomotif, mereka masih ada rintangan untuk merecycle baterai lithium itu," jelasnya.

"Tapi kalau Nikel, saya rasa bisa direcycle dengan lebih baik. Karena kita gamau kita menyelesaikan masalah emisi, tapi kita menciptakan waste di tempat lain, ini juga yang harus kita selesaikan," sambungnya.

Jika nantinya pabrik ini resmi beroperasi, Indonesia akan menjadi negara keempat yang memproduksi baterai, setelah Cina, Jepang, dan Korea.

Bukan hanya itu, Harjanto menjelaskan, pihaknya juga telah berkomunikasi dengan produsen baterai asal Jepang, Panasonic, untuk memproduksi baterai di Indonesia.

(BACA JUGA: Industri Akan Kedatangan Teknologi Motor Listrik, Begini Tanggapan AISI)

"Saya juga sudah dorong Panasonic, kan mereka punya pabrik baterai juga di Cikarang, tapi hanya untuk elektronik. Nah kita harapkan mereka produksi untuk keperluan otomotif," tambah Harjanto.