GridOto.com - Pembangunan infrastruktur di Sumatera mulai dikebut, contohnya proyek jalan tol Palembang-Bengkulu ini.
PT Hutama Karya (HK) akan mulai pembangunan jalan tol Palembang-Bengkulu sepanjang 330 Km pada Januari 2019 mendatang.
Proyek strategis nasional ini akan melintasi kawasan Bukit Barisan.
HK yang sudah berpengalaman persiapkan masterplan untuk pembuatan terowongan di sekitar ruas Tol Lubuklinggau-Bengkulu.
Manager Proyek Divisi Tol PT Hutama Karya (HK), Hasan Turcahyo mengatakan, untuk pembuatan terowongan tersebut ada dua pilihan panjang terowongan, yakni 6,675 Km dan terpendek 5,425 Km.
(BACA JUGA: Ditargetkan Tuntas Awal 2019, Proyek Jalan Tol Semarang-Batang Sudah Capai 86 Persen)
"Hanya saja belum diputuskan berapa panjang terowongan dan penetapan lokasinya."
"Seperti biasa teknik yang digunakan untuk pembuatan terowongan ini dengan metode/teknik pemboran sama seperti pembuatan terowongan di Pulau Jawa," jelasnya, Rabu (17/10/2018).
Dikatakan Hasan Turcahyo, pihaknya sendiri sudah mempelajari topografi Bukit Barisan dan menilai pembuatan terowongan dapat dilakukan.
Bukan hanya soal terowongan, HK juga sudah mempertimbangkan pengembangan tata ruang.
Sejumlah pihak terkait dalam proyek pengerjaan tol Palembang-Bengkulu juga telah dilakukan koordinasi.
Pasalnya pembangunan proyek ini akan melintasi kawasan hutan, perkebunan hingga melewati jalur pipa gas.
"Selain kepala daerah, kami juga koordinasi dengan Pertamina EP II terutama untuk di kawasan Prabumulih," ujarnya.
Nantinya, Tol Palembang-Bengkulu akan dihubungkan oleh ruas Tol Palindra sepanjang 22 Km (sudah selesai).
(BACA JUGA: Proyek Jalan Tol Bandung-Tasikmalaya Diperpanjang Sampai Cilacap, Tahun 2022 Ditargetkan Beroperasi)
Kemudian Indralaya-Muaraenim (88 Km), Muaraenim-Lubuklinggau (125 Km), dan Lubuklinggau-Bengkulu (95 Km).
Pengerjaan yang diprioritaskan yakni Indralaya-Muaraenim dan Lubuklinggau-Bengkulu yang segera dilakukan pada Januari 2019.
Sementara Muaraenim-Lubuklinggau baru akan dilaksanakan pada 2023.
"Sekarang sedang studi kelayakan, analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal), desain awal dan dokumen perencanaan pengadaan tanah."
(BACA JUGA: Siap-Siap! Jalan Tol Batang-Semarang Beroperasi Awal Tahun Depan)
"Januari, baru penetapan lokasi dan pembebasan lahan sembari jalan pengerjaan konstruksi," ujarnya.
Sedangkan untuk skema pembiayaan, 70 persen berasal dari penyertaan modal jika sepanjang pemerintah masih mampu.
Kemudian sisanya bisa dari obligasi, pinjaman lembaga keuangan non bank atau perusahaan.
"Perkiraan biayanya sama seperti Palindra sekitar Rp 100 Miliar per kilometer," tutup Hasan.
(BACA JUGA: Polisi Bakal Tembak Pelanggar Batas Kecepatan di Jalan Tol Surabaya-Mojokerto)
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Sumsel, Nelson Firdaus mengatakan, proyek jalan bebas hambatan di Provinsi Sumatera Selatan dapat mengurangi beban volume jalan nasional.
"Dampaknya memang bisa terasa contohnya saat Palindra sudah difungsikan, volume kendaraan di jalan nasional berkurang."
"Tapi memang, kita tidak bisa memaksakan masyarakat harus lewat tol. Kehadiran tol ini sebagai alternatif yang bisa dipilih pengguna kendaraan. Kalau tak mau macet ya lewat tol," ujar Nelson.
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Pembangunan 3 Ruas Tol Baru di Sumsel Mulai 2019, HK Buat Terowongan di Bukit Barisan