GridOto.com - Waduh, sampai sekarang masih banyak yang bingung tentang cara kerja Variable Valve Actuation (VVA) di motor Yamaha.
Buktinya, di grup Yamaha Lexi di Facebook masih banyak yang menanyakan di kecepatan berapa sistem VVA mulai bekerja.
Padahal, VVA bekerja bukan berdasarkan kecepatan motor, tetapi berpatokan pada putaran mesin motor atau yang dikenal dengan rpm.
Contohnya selenoid actuator di Yamaha NMAX bekerja pada 6.000 rpm saat akselerasi dan 5.500 rpm saat deselerasi.
(BACA JUGA : Berapa Sih Biaya Jasa Bengkel Buat Upgrade Mesin Motor Matic?)
Selenoid actuator adalah komponen yang berfungsi untuk mendorong pin untuk berpindah ke profil kem lebih tinggi.
Ingat, dalam sistem VVA, kem yang digunakan memiliki dua profil kem isap dan satu profil kem buang.
"Tujuannya untuk mendapatkan performa yang baik di semua putaran mesin. Dengan satu profil kem, biasanya akan ada yang dikorbankan. Kalau bawahnya enak atasnya kurang bertenaga, begitu juga sebaliknya. Dengan VVA yang memiliki dua profil kem, atas-bawah selalu bertenaga," yakin M Abidin, GM Aftersales & Motorsport PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).
(BACA JUGA : Paket Upgrade CVT Buat Motor Matic, Tinggal Pasang Langsung Ngacir!)
Sederhananya, saat motor berjalan dibawah putaran mesin 6.000 rpm maka akan bekerja pada profil kem isap satu yang ditujukan untuk putaran mesin rendah.
Nah, ketika mesin digeber melebihi 6.000 rpm maka secara otomatis selenoid akan diperintahkan ECU untuk mendorong rocker arm isap pindah ke profil kem lebih tinggi.
Begitupun saat deselerasi, saat putaran mesin kurang dari 5.500 rpm otomatis dorongan selenoid actuator akan berhenti sehingga mesin bekerja di profil kem yang lebih rendah lagi.
Teknologi VVA inilah yang bikin tenaga mesin bisa terasa terus mengisi di setiap putaran mesin, dan bisa bikin konsumsi BBM lebih irit.
Jadi ingat, bekerjanya bukan berdasarkan kecepatan motor, tetapi berdasarkan putaran mesin.