GridOto.com - Saat akan meminang mobil bekas bertransmisi matic, salah satu hal yang menjadi perhatian adalah kinerja transmisinya.
Karena jika tak teliti dan mendapat mobkas matic dengan kondisi transmisi bermasalah, bisa jadi Anda mengeluarkan biaya yang cukup besar.
Dalam menentukan layak atau tidaknya sebuah mobkas matik dibeli, perlu ada tinjauan yang seksama.
Baik dengan melihat langsung atau melakukan test drive, ini tips dari Otoseken untuk mendeteksi kondisi transmisi mobkas.
Lihat dan Cermati
Periksa bagian kolong transmisi, dan pastikan tak ada kebocoran oli.
(BACA JUGA: Avanza Rajai Penjualan Toyota pada September, Model Baru Ini Mulai Menyusul)
Memang ada kemungkinan rembesan oli sudah dibersihkan lebih dulu oleh penjual mobil tapi biasanya kebocoran ini tetap bisa dideteksi.
Kesehatan transmisi juga bisa diketahui melalui kondisi oli transmisi otomatis (ATF).
Silahkan cermati warna, bau, dan kandungan olinya. Cabut dipstick oli transmisi dan perhatikan kondisi cairannya.
Jika berwarna bening, maka transmisi masih normal. Namun jika sudah berwarna kecokelatan bisa jadi kampas kopling sudah mulai aus dan harus mengganti oli transmisi.
Kalau sudah berwarna hitam, bisa dipastikan kampas kopling sudah habis dan harus melakukan overhaul transmisi.
Oli transmisi seharusnya berbau normal. Jika baunya menyengat, maka sudah banyak kandungan kontaminan pada oli.
(BACA JUGA: Menggiurkan Nih, Beli Oli STP Gratis Engine Flush Sob)
Bahkan bisa jadi ini merupakan indikasi Anda harus melakukan overhaul transmisi.
Adanya kontaminan pada oli juga bisa Anda rasakan dengan jari tangan. Jika Anda merasakan ada serpihan, maka ada logam yang tercampur dengan oli.
Rasakan dan Pahami
Dengan melakukan test drive mobkas, Anda bisa mendapati banyak hal. Salah satunya adalah performa dari transmisi otomatis. Beberapa hal yang bisa dilakukan:
1. Coba semua fungsi perpindahan tuas transmisi. Pada kondisi mesin menyala sambil menginjak pedal rem, coba pindahkan tuas transmisi ke semua posisi.
Jika kondisinya masih normal, tuas akan berpindah dengan mudah. Tidak muncul entakan yang keras.
Andai muncul entakan keras, selain karena ada kerusakan pada komponen seperti mekanisme internal dari tuas, juga bisa terjadi akibat ECU yang rusak.
Mobil ini jelas perlu dihindari. Karena tingginya biaya untuk reparasi transmisi maupun mengganti ECU tidak jauh berbeda.
2. Pastikan ketika transmisi melakukan perpindahan gigi secara otomatis, tuas tidak terasa bergetar. Perhatikan juga indikator posisi gigi pada panel instrumen sesuai dengan posisi tuas atau tidak.
3. Anda juga dapat merasakan jeda waktu yang muncul sejak tuas dipindahkan hingga transmisi memberi respons. Dalam kondisi normal, jeda waktu tak lebih dari 2 detik.
4. Transmisi otomatis memiliki beberapa perbandingan gigi. Sebaiknya Anda menguji responsnya ketika melaju dari semua tingkat percepatan itu. Pastikan respon ketika Anda melakukan kickdown dengan cara menginjak penuh pedal gas berlangsung cepat.
5. Transmisi CVT tidak mengalami perpindahan gigi berkat penerapan dua buah puli yang terhubung dengan belt. Jika Anda tidak merasakan kehalusan ketika berakselerasi, maka bisa dipastikan transmisi itu sudah bermasalah.
6. Coba pindahkan tuas ke L atau 1, lalu jalankan mobil hingga 3.000 rpm. Pada kondisi transmisi masih normal, rasakan bila ada getaran bodi yang berlebihan.
7. Untuk menguji slip, Anda dapat mengendarainya mobil melewati jalan menanjak. Jika masih normal, slip yang terjadi sangat minim.
ika Anda mendapati putaran mesin naik tapi tidak selaras dengan pertambahan kecepatan, maka transmisi sudah mengalami slip. Jika slip sudah berlebih, mobil pun sulit untuk menanjak.
8. Mengajak teman yang sudah paham dan terbiasa dengan mobkas incaran Anda menjadi solusi lebih efektif ketika test drive ketimbang mengajak mekanik.
Terlebih jika teman Anda memiliki mobil yang sama sejak baru.
Karena teman Anda sudah hafal, ia dapat menggunakan feeling-nya untuk merasakan apakah performa transmisinya masih normal atau tidak.
Sumber: Otomotifnet