GridOto.com - Kecelakaan maut terjadi di jalur "tengkorak" Komplek Tanjakan Letter S, Desa Cikidang, Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (8/9/2018).
Akibatnya sebuah bus pariwisata masuk ke jurang dengan kedalaman 31 meter.
Pengamat transportasi dari Unika Soegijapranata Semarang Djoko Setijowarno menyebut, hal ini terjadi lantaran anggaran terkait transportasi darat yang disiapkan pemerintah sangatlah minim.
"Hal ini berdampak pada keberlangsungan organisasi dan besaran alokasi anggaran yang diterima Dinas Perhubungan," ujar Djoko di Jakarta, Senin (10/9/2018).
(BACA JUGA: Aneh! Bukan Tertimpa Batu, Kijang Innova Ini Malah Tertimpa Sapu Hingga Tembus Kaca)
Menurut dia, jarang sekali ada pemda yang mau mengalokasikan di atas 3 persen dari APBD-nya untuk kegiatan di Dishub, kecuali Pemprov.
"Anggaran yang minim menyebabkan belanja untuk kebutuhan rambu dan marka jalan-jalan wewenang pemda saja tidak mencukupi," bebernya.
Di tataran Kemenhub juga demikian, anggaran untuk Direktorat Jenderal Perhubungan Darat masih minim dibandingkan dengan Ditjen yang lain.
Menurut dia, tahun 2018 Ditjen Perhubungan Darat hanya memiliki anggaran Rp 4,58 triliun, sedangkan Ditjen Perkeretaapian Rp 17,29 triliun, Ditjen Perhubungan Laut Rp 11,6 triliun dan Ditjen Perhubungan Udara Rp 9,14 triliun.
(BACA JUGA: Tak Disangka! Ini Pembelaan Diri Romano Fenati Usai Tarik Tuas Rem Pembalap Lain)
"Padahal urusan Ditjen Perbungan Darat seluruh Indonesia yang mana mobilisasi orang dan barang banyak dilakukan di darat ketimbang moda yang lain," tuturnya.
Menurut dia, untuk menurunkan angka kecelakaan dan menaikkan angka keselamatan diperlukan anggaran yang memadai.
"Anggaran yang minim tidak bisa berharap banyak untuk mengurangi angka kecelakaan di Indonesia," bebernya.
Untuk itu ia mengimbau, agar pemerintah tidak sekadar kampanye keselamatan, akan tetapi perlu pengawasan rutin terhadap operator angkutan umum, penyiapan inspektur keselamatan, pendidikan berlalu lintas sejak dini.