GridOto.com - Stefano Manzi merasa beruntung bisa selamat setelah tuas rem depannya ditekan Romano Fenati pada balapan Moto2 di Misano (9/9/2018).
Romano Fenati mengklaim bahwa ada insiden sebelumnya yang membuatnya melakukan itu.
Fenati menuduh bahwa Manzi melakukan manuver sengaja untuk membuatnya melebar, dua kali.
Manzi-pun akhirnya menjelaskan kronologi kejadian menurut versinya.
(BACA JUGA:Valentino Rossi Bingung, Kayak Di-PHP-in Motor YZR-M1-nya)
"Itu dimulai dengan kontak di salah satu tikungan karena kesalahan Romano, yang sedikit melebar, aku kena dan ada kontak dan kami berdua berakhir di rumput," kata Manzi dikutip GridOto.com dari Tuttomotoriweb.com.
"Kami lanjutkan balapan dan dia menyusul di tikungan ke-4 di lap berikutnya, dia melebar, aku masih di line, tapi ban depanku terkunci," sambung Manzi.
Manzi juga tidak setuju gara-gara itu dia kena penalti mundur enam grid pada start balapan selanjutnya.
"Bahkan jika begitupun tidak ada kontak keras yang bisa membuatku kena penalti enam posisi di grid balapan di Aragon," lanjutnya.
(BACA JUGA:Tak Disangka! Ini Pembelaan Diri Romano Fenati Usai Tarik Tuas Rem Pembalap Lain)
Lalu di trek lurus kejadian itupun terjadi.
Tuas rem Stefano Manzi ditekan oleh Romano Fenati.
"Tindakan berbahaya dan tidak mencerminkan seorang olahragawan, semua pasti tak mengira hal itu," kata Manzi.
Ternyata konflik keduanya tidak berhenti di situ saja.
"Di tikungan selanjutnya, ketika aku jatuh, dia melambat, dia terlihat girang dan aku tak paham kenapa, lalu dia akhirnya diusir dari balapan (kena black flag, Red)," jelas pembalap Forward Racing Moto2 ini.
Biar begitu, Manzi cukup lega insiden itu tidak membuatnya sampai crash parah.
(BACA JUGA:Kok Bisa Sih Jorge Lorenzo Nyungsep Jelang Dua Lap Terakhir MotoGP San Marino?)
Padahal, tindakan itu sangat berbahaya.
"Itu kontak yang sangat cepat, aku mencoba bergerak sedikit, tapi aku tidak tahu kenapa aku tidak jatuh," tegasnya.
Manzi menegaskan tidak akan memaafkan perbuatan Fenati sampai kapanpun.
"Bagiku tidak bisa dimaafkan, gerakan seperti mencoba bunuh orang lain. Dengan kecepatan itu, kau bisa membunuh orang, kau tak bisa memaafkannya," tuntasnya.