GridOto.com - Yamaha baru saja mengumumkan mantan pembalap Tech3, Jonas Folger, sebagai pembalap tes alias test rider asal Eropa, disamping ada test rider asal Jepang.
Valentino Rossi menyambut gembira keputusan ini.
Menurutnya, data Folger juga sering digunakan Rossi pada balapan tertentu.
Bahkan, ternyata, Valentino Rossi sendirilah yang memaksa dan menekan bos tim Yamaha, Massimo Meregalli.
"Aku sangat senang dengan keputusan ini, aku sudah menekan dengan keras Massimo agar merekrut Folger," kata Rossi dikutip GridOto.com dari MotoGP.com.
(BACA JUGA:Kecewa Berat, Bos Tech3: Hafizh Syahrin Seperti Tidak Seharusnya Ada di MotoGP)
Rossi mengungkap alasannya sangat ngebet inginkan Jonas Folger.
"Karena bagiku, Folger punya bakat mengagumkan, tapi terutama karena dia adalah pembalap yang masih muda, bukan bekas pembalap yang baru saja pensiun,"
"Itu artinya dia bisa mengendarai M1 seperti halnya denganku atau Maverick dan dia bisa lakukan kerja bagus, terutama masalah elektronik ini, dan itu penting buat Yamaha," tambahnya.
Vinales juga sangat menghargai kemampuan Folger.
Bahkan, menurut Vinales, kapasitas Folger bahkan sangat layak jadi pembalap inti di MotoGP, bukan hanya jadi test rider.
"Sangat bagus punya Jonas karena dia sangat cepat dan berpengalaman dengan Yamaha," kata Vinales.
(BACA JUGA:FP3 MotoGP San Marino: Valentino Rossi ke-20 Tapi Masih Selamat, Johann Zarco Tercepat)
"Dia pemuda yang baik, aku punya feeling bagus dengannya," tuntas Vinales.
Jonas Folger masih berusia 25 tahun, baru masuk MotoGP di 2017 bersama Tech3.
Pencapaian terbaiknya adalah saat balapan di kampung halamannya di Sachsenring, Jerman.
Folger hampir saja bisa menang sebelum akhirnya jadi runner-up.
Jelang MotoGP Jepang, Jonas Folger harus absen karena mendapat penyakit sindrom Gilbert yang mempengaruhi kebugarannya.
Setelah itu Jonas absen hingga akhir musim sebelum akhirnya memutuskan tidak bisa lagi lanjutkan kontrak bersama Tech3.