GridOto.com - Minggu, 7 Juni 2015, adalah hari yang tak mungkin dilupakan oleh seorang Muhammad Fadli Immamudin, pembalap Astra Honda Racing Team.
Di hari itu, di seri ke-2 dalam ajang Asia Road Racing Championship (ARRC) 2015 di sirkuit Sentul, Indonesia, Fadli mengalami kecelakaan kaki kirinya diamputasi.
Sesaat setelah menang melintasi garis finis, Fadli melaju lambat dan melakukan selebrasi di sisi trek yang dekat dengan tribun penonton.
Ditemui langsung GridOto.com di Hotel Alana, Solo, M. Fadli menjelaskan bagaimana kejadian itu terjadi.
(BACA JUGA:Blak-blakan M. Fadli: Semua Kisahnya di Dunia Balap Bermula dari Motor Ini )
Fadli sama sekali tidak keberatan menjelaskan kejadian yang merenggut kaki kirinya itu.
Tidak ada perasaan atau pertanda sedikitpun yang dirasakan Fadli.
Malahan, Fadli sedang on fire saat itu.
"Tidak ada feeling apa-apa," kata Fadli.
"Malah bisa dibilang saat itu performa saya sedang bagus-bagusnya, persiapan gila-gilaan, dari lap pertama catatan waktu saya stabil," lanjut Fadli.
(BACA JUGA:Blak-blakan Henry Tedjakusuma: Helm Ada Masa Kedaluwarsa)
Dengan jarak rumah Fadli yang dekat dengan Sentul, Fadli mendapat dukungan penuh dari keluarga, kerabat, serta tetangga Fadli.
"Setiap aku lewat disorakin, dapat suntikan semangat," kata Fadli.
"Pada saat finis saya harus nyapa mereka, sudah di pinggir itu," sambungnya.
Fadli tidak menyangka dengan posisi itu dirinya bisa ditabrak dengan keras dari belakang.
"Kalau lihat videonya, orang Thailand itu kan dari tengah tiba-tiba ke pinggir, sedangkan saya saat finis sudah tidak ngegas dan tidak ngerem juga saat itu," ungkap pembalap yang biasa memakai nomor 43 ini.
(BACA JUGA:Blak-blakan Indra Santoso: Sosok Dibalik 'Kabel Setan'?)
Fadli sebenarnya juga mengakui bahwa selebrasi di dekat garis finis memang berbahaya juga.
"Setelah kejadian itu selebrasi di dekat garis finis akhirnya dilarang," lanjut Fadli.
Setelah crash, Fadli langsung terlempar dari motornya.
Yang dilihatnya saat itu langsung kakinya.
"Yang dipikiran saya saat itu Tuhan tidak akan ngasih cobaan kalau umatnya tidak sanggup, saya langung lihat kaki dan sudah hancur," jelas Fadli.
"Rasanya sakit banget, yang tidak terasa cuma beberapa detik awal selanjutnya sakit, panas begitu," lanjut Fadli.
Setelah kejadian Fadli langsung dibawa ke rumah sakit.
Sayangnya, dokter ahli sedang libur karena memang sedang hari Minggu.
"Akhirnya dokternya dipanggil dan sampai di rumah sakit jam delapan malam, sudah hampir-hampir meninggal itu karena saya kehilangan banyak darah," jelasnya.
Fadli saat itu hanya bersyukur nyawanya masih bisa tertolong.