GridOto.com - Sensor di motor MotoGP dipasang untuk pengaplikasian sistem yang bisa membantu pembalap, misalnya sistem anti-wheelie atau untuk traction control.
Tapi selain itu, sensor di MotoGP juga untuk memenuhi kebutuhan data dari tim.
Data ini digunakan untuk kepentingan setting motor di sesi balap atau di balapan selanjutnya.
Sedikit mengubah pengaturan motor bisa berpengaruh banyak pada performanya di MotoGP.
(BACA JUGA: Evolusi Teknologi Motor MotoGP di Separuh Musim 2018)
Oleh sebab itu, banyak sekali sensor yang diaplikasikan untuk memperoleh data sebanyak-banyaknya ketika motor digunakan.
Tapi tiap tim tidak bisa semena-mena menaruh seluruh jenis sensor yang ada di dunia di motor mereka ketika balapan.
Alasannya sederhana: ada aturan yang membatasi mengenai sensor yang terpasang di motor MotoGP.
Aturan ini membuat semua sensor di motor MotoGP harus disamaratakan.
(BACA JUGA: Sistem Anti-Jerk di MotoGP, Peranti Pencegah Jatuh Ketika Tancap Gas di Tikungan)
Penggunaan sensor selain yang sudah diatur sebenarnya masih boleh, tapi hanya untuk sesi warm-up, pengetesan, dan FP4.
Nah, GridOto hanya akan membahas sensor-sensor yang berada di dalam aturan MotoGP.
Dilansir GridOto.com dari Boxrepsol.com, secara total ada 7 macam sensor yang harus ada di motor MotoGP, yakni sebagai berikut:
1. Sensor Kecepatan
Sensor kecepatan di MotoGP berbeda dengan sensor kecepatan motor jalanan yang biasanya ada di gir depan, atau hanya di ban depan atau belakang.
Di MotoGP, sensor kecepatan ada di roda depan maupun roda belakang.
Hal itu karena sensor ini tidak hanya memberitahu kecepatan pembalap, tapi juga mendeteksi kecepatan putaran tiap roda.
Informasi ini bisa membuat ECU mendeteksi adanya selip atau kehilangan traksi, sehingga data ini bisa tersalurkan ke sistem traction control untuk membantu pembalap.
(BACA JUGA: Seperti Ini Suspensi Belakang di MotoGP Bisa Pengaruhi Performa Ban)
2. Sensor Suspensi
Di suspensi, sensor digunakan untuk mengukur tekanan, posisi, dan kecepatan dari peredam kejut.
Dengan sensor ini, tim bisa melihat dengan jelas bagaimana suspensi bekerja dengan beragam pengaturan yang diterapkan.
Selain itu data yang didapat dari sensor ini juga menjadi salah satu variabel dalam sistem anti-wheelie.
Ketika suspensi depan terekam tidak bekerja karena ban depan terangkat maka sistem anti-wheelie akan merespon.
(BACA JUGA: Wajib Tahu! Ini Plus-minus Swing Arm Karbon di Motor MotoGP)
3. Sensor Posisi Gas/Throttle
Kalau yang satu ini di motor jalanan juga ada, hanya saja di MotoGP menggunakan sistem ride by wire.
Teknologi ini juga sudah diterapkan di motor jalanan sekarang, contohnya pada CBR 250 RR.
Sebelum teknologi ini digunakan, kabel logam digunakan untuk menghubungkan tuas throttle ke katup kupu-kupu atau throttle body.
4. Gyroscopes dan accelerometers
Secara sederhana, Gyroscopes adalah alat atau sensor untuk mengukur orientasi dan Accelerometers adalah sensor untuk mengukur percepatan atau akselerasi.
Accelerometers berfungsi untuk mengukur akselerasi dan deselerasi ketika pembalap berada di trek.
Gyroscopes akan berguna untuk mengukur sudut kemiringan motor ketika berbelok.
Data dari dua sensor ini sangat penting bagi tim dan juga berguna sebagai variabel untuk sistem lain yang terhubung dengan sensor ini.
(BACA JUGA: Gila! Segini Jumlah Ban yang Dibawa Michelin di Setiap Seri MotoGP)
5. Sensor di Mesin
Mesin adalah komponen paling vital di motor, begitu pula dengan motor MotoGP.
Oleh sebab itu di MotoGP, bagian ini juga menjadi perhatian utama sehingga memiliki paling banyak sensor.
Banyak variabel yang diukur di mesin, misalnya saja temperatur coolant, RPM, tekanan oli, dan temperatur udara masuk.
Jika berbicara soal mesin, hampir tak ada variabel yang lolos dari pengukuran tiap sensornya.
(BACA JUGA: Seperti Ini Nih Beda Mesin di MotoGP Serta Dampaknya)
6. Sensor Tekanan Udara
Sensor tekanan udara di ban motor MotoGP termasuk sensor baru yang diaplikasikan.
Tepatnya pada tes pramusim MotoGP di Sepang 2016 silam, terjadi kecelakaan karena ban meletus di motor Loris Baz.
Kecelakaan itu disinyalir karena tim mengurangi tekanan udara dari ban, meski tim Avintia Ducati menampik isu tersebut.
Tapi setelah kecelakaan itu, MotoGP mewajibkan adanya sensor tekanan udara seperti pada foto di atas.
(BACA JUGA: Berapa Sih Tekanan Udara di Ban Motor MotoGP?)
7. Sensor Posisi Trek
Terakhir dan yang paling penting ada dalam sebuah motor balap, yakni sensor posisi trek.
Sensor ini sebenarnya adalah transponder atau singkatan dari transmitter responder.
Alat ini merupakan perangkat otomatis yang menerima, memperkuat dan mengirimkan sinyal dalam frekuensi tertentu.
Dalam balapan transponder ini berguna untuk mendeteksi posisi mesin di sirkuit sehingga melalui komputer tim dan race director mengetahui saiapa menyalip siapa.
(BACA JUGA: Selain Pembalap, Michelin Juga Bersiap untuk MotoGP Ceko)
Sensor posisi trek di MotoGP bisa mendeteksi hingga 25 sektor berbeda di tiap sirkuit.
Kesimpulannya, dengan adanya berbagai sensor ini, kita bisa melihat balap MotoGP sekarang dengan lebih puas.
Kita bisa melihat posisi pembalap ketika balapan dengan mudah di layar televisi.
Serta kita bisa melihat banyak data seperti kecepatan, sudut, persentase gas dan rem, dan lain-lain saat on-board camera digunakan.