GridOto.com - Salah satu bukti kampanye "Safety in Style" dari PT Piaggio Indonesia, adalah penggunaan fitur ABS di beberapa modelnya.
Dua model yang mendapat fitur itu adalah Vespa Primavera & Sprint 150 i-Get ABS untuk pasar 2018.
Setelah diluncurkan bulan April 2018, akhirnya kami berkesempatan untuk mengetes lebih lengkap 2 skutik retro ini.
Bagaimana kinerja fitur ABS di 2 motor ini, serta bagian-bagian lainnya? Apakah menambah kenyamanan saat berkendara? Ini dia 7 faktanya!
(Baca Juga : Selain ABS, Apa Saja Yang Berubah Dari Vespa Primavera i-Get 2018?)
1. Penggunaan rem ABS
Bagian yang paling disoroti, adalah penggunaan fitur Anti Lock Brake System (ABS) di rem depannya.
Sesuai namanya, ABS mengurangi kemungkinan roda mengunci saat hard braking, atau rem mendadak.
Makanya jika disimak di foto di atas, terlihat ada penambahan fitur di remnya, yaitu sensor ABS di cakram.
Sensor ini juga terhubung dengan modul ABS dari BOSCH, serta terhubung juga dengan ECU mesinnya.
Saat dites, fitur ABS di 2 skutik ini memang terasa manfaatnya, roda jadi tidak rawan mengunci sekalipun mengerem di jalanan beton.
Apalagi modul ABS BOSCH-nya juga bekerja sangat cepat, karena membuka-tutup pompa rem sebanyak 10 kali / detik.
Masih terasa memang roda sedikit mengunci, dan handel rem memberi tendangan balik saat hard braking.
Namun karena fitur ini, pengendara jadi tidak usah ragu mengerem di jalanan licin, seperti baru beres hujan ataupun berpasir.
Sayangnya fitur ABS di skutik ini hanya single channel, karena rem belakangnya masih menggunakan tromol.
Selain itu buat rider yang tangannya kecil, handle rem 2 skutik ini agak jauh untuk dijangkau, maklum didesain untuk orang Eropa.
2. Desain tetap sama
Bagian yang membuat orang tertarik akan Vespa, adalah desainnya yang khas Eropa yang retro dan elegan.
Untuk Primavera & Sprint terbaru, desainnya tidak berubah banyak sejak pertama kali diperkenalkan 2014.
Untuk area lampu, masih menggunakan bohlam halogen untuk lampu utama & sein, dan LED untuk DRL depan dan lampu rem.
Terasa kurang modern memang, karena untuk pasar lain seperti Thailand, Primavera & Sprint ABS terbaru sudah pakai lampu depan LED.
Namun untuk Primavera, sejak generasi mesin i-Get sudah menggunakan pelek ring-12 yang biasa disebut Euro ABS.
Makanya spek bannya kali ini sama dengan Sprint, yaitu 110/70 depan dan 120/70 belakang, dan tentunya tubeless.
Namun ada perbedaan di vendor bannya, untuk Primavera menggunakan Vee Rubber, sedangkan Sprint menggunakan Maxxis.
Oh iya, Primavera & Sprint 150 i-Get non ABS sudah discontinued, karena digantikan model yang sudah menggunakan ABS.
Pembedanya dengan varian non ABS selain indikator di panel instrumen, ada di emblem "150 ABS" yang ada di konsol box tengahnya.
3. Riding position khas skutik Eropa
Bagaimana riding positionnya? Masih sama dengan yang lama, untuk tester dengan tinggi 165 cm masih jinjit.
Soalnya selain tinggi joknya (780 mm untuk Primavera, 790 mm untuk Sprint), ini juga dipengaruhi bentuk joknya yang lebar.
Namun kalau mau kaki menapak saat berhenti, tinggal menggeser bokong saja, apalagi bagian depan joknya dibuat tirus.
Khas skutik Eropa, setangnya dibuat tinggi dan area deknya luas, membuat dengkul tidak akan mentok, sekalipun untuk rider dengan tinggi diatas 170 cm.
Namun untuk posisi boncengannya, 2 skutik ini kurang nyaman karena kaki harus maju kedepan, karena pijakannya menyatu dengan dek depan.
Joknya sendiri biar terlihat nyaman, kulit dan busanya terasa keras, membuat bokong cepat panas & pegal untuk riding lama.
4. Handling lebih stabil
Secara handling, perubahan paling terasa ada di Primavera, karena penggunaan pelek ring 12 inci seperti Sprint.
Berbeda dengan Primavera yang peleknya masih ring 11 inci, setang Primavera ABS lebih berat saat bermanuver.
Namun keunggulannya, handlingnya lebih stabil terutama dipakai menikung di kecepatan tinggi.
Stabilitasnya juga didukung wheelbase yang tergolong panjang untuk skutik, mencapai 1.334 mm, lebih panjang 21 mm dibanding Honda PCX 150.
Bagaimana saat dipakai di jalanan Ibu Kota yang padat? Rupanya Primavera dan Sprint ABS masih mudah di-handle.
Ini berkat riding position yang sigap karena badan cenderung tegap, dan dimensi motor yang terhitung kompak.
Untuk karakter suspensinya, bagian depan terasa keras dan kaku, sehingga guncangan terasa di setang saat melewati jalanan tidak rata.
Sedang belakangnya, terasa nyaman karena redamannya baik, serta dapat disetel preload-nya dengan 4 settingan.
Jangan lupa karena ada fitur ABS, rider masih bisa bermanuver saat hard braking, karena roda tidak mengunci.
5. Mesin lebih halus
Karena sudah menggunakan mesin i-Get (Italian Green Experience Technology), terasa mesinnya halus.
Sudah tidak terasa lagi getaran berlebih di area CVT saat kondisi stop and go, seperti Primavera dan Sprint sebelumnya.
Suara dinamo starternya juga lebih minim, begitu pula suara knalpotnya yang sudah lolos standar emisi Euro 3.
Torehan tenaga dari mesinnya sebenarnya tidak begitu istimewa, 11,6 dk di 7.500 rpm dengan torsi 12 Nm di 5.000 rpm.
Meski demikian, performanya terasa responsif di putaran bawah dan tengah, cocok untuk pemakaian dalam kota.
Secara spesifikasi mesin, Primavera dan Sprint sebenarnya sama, dengan kapasitas 154,8 cc 3-klep berpendingin udara.
Namun dari data akselerasi menggunakan Racelogic, Sprint lebih unggul di putaran tengah dan topspeednya, meski tipis.
Bisa berbeda, karena konsep Sprint sejak zaman Vespa 2-tak merupakan varian sporty dan performance.
(Baca Juga : Lebih Mahal 500 ribu, Ini 5 Poin Spesial Dari Vespa Sprint 150 Carbon)
Untuk konsumsi BBM, Sprint mencatat 32,5 km/liter dan Primavera hanya lebih boros 0,1 km/liter, menggunakan metode full to full dengan BBM RON 92.
Ditambah kapasitas tangki yang besar (8,5 liter untuk Primavera, 9 liter untuk Sprint), 2 skutik ini siap diajak riding di kota tanpa ragu bensin habis!
6. Fitur lebih banyak namun masih minim
Untuk fitur, Primavera & Sprint ABS sama dengan generasi yang menggunakan mesin i-Get, misalnya charger USB di laci depan.
Lalu untuk membuka bagasinya, cukup menekan tombol di dek depan, karena memakai aktuator listrik seperti GTS.
Kapasitas bagasinya juga besar, muat helm full face dengan mudah, dan ada stopper agar posisi joknya tetap berdiri.
Primavera dan Sprint juga memiliki fitur passing lamp, serta jam dan trip meter 1 & 2 di panel instrumennya.
Selain itu tetap ada fitur khas Vespa modern, yaitu kunci dengan immobilizer yang menyulitkan motor dibobol maling.
Sayangnya jika dibandingkan skutik 150 cc lain, fiturnya terasa kurang seperti parking brake lock, fuel consumption dan hazard.
7. Harga naik sekitar 2 juta Rupiah
Untuk harga Primavera & Sprint ABS naik sekitar 2 juta Rupiah, dibandingkan varian i-Get non ABS.
Untuk Primavera dibanderol Rp 39,5 juta dan Sprint mencapai Rp 42 juta, semua OTR Jakarta.
Wajar saja, karena ada penambahan modul dan bagian-bagian penunjang fitur ABS seperti sensor cakram dan ECU baru.
Dengan harga relatif tinggi, 2 skutik ini memang bukan ditujukan untuk konsumen yang mencari motor akan spesifikasi & fitur-fiturnya.
Namun lebih pada yang menyukai desain, brand serta image dari Vespa yang mewah, elegan & berbeda.
Penasaran dengan pengetesan, fitur-fitur lain 2 skutik ini, serta varian spesial dari Sprint yaitu Carbon? Simak di video di bawah :
Data Spesifikasi Vespa Primavera & Sprint 150 i-Get ABS 2018
Dimensi
P x L : 1.852 mm x 680 mm (Primavera), 1.863 x 695 mm (Sprint)
Wheelbase : 1.334 mm
Tinggi jok : 780 mm (Primavera), 790 mm (Sprint)
Kapasitas tangki BBM : 8,5 liter (Primavera), 9 liter (Sprint)
Mesin
Tipe mesin : i-Get 4-tak silinder tunggal, 3 klep air cooled
Kapasitas mesin : 154,8 cc
Sistem bahan bakar : Injeksi elektronik
Starter : Electric starter
Transmisi : CVT
Tenaga : 11,6 dk / 7.500 rpm
Torsi : 12 Nm / 5.000 rpm
Emisi : Euro 3
Rangka
Rem depan : 200 mm disk, dual piston caliper ABS with steel braided lines
Rem belakang : 140 mm drum brake
Suspensi depan : Single arm with helical spring and single double-acting hydraulic shock absorber
Suspensi belakang : Single shock absorber with adjustable preload with 4 settings
Ban depan: 110/70-12
Ban belakang: 120/70-12