GridOto.com - Tim balap motor ART Jakarta menembakkan peluru berupa kritisinya terhadap bahan bakar yang dipakai balap kejurnas IRS.
Kecurigaan ini ditindaklanjuti dengan membeli alat tes oktan bahan bakar.
ART Jakarta juga mendokumentasikan pengujian yang menunjukkan oktan 86 untuk bensin yang mestinya beroktan 98.
Spontan, langkah ini menuai respons tak hanya di dunia balap melainkan publik otomotif umumnya.
Lantaran berita mengenai temuan ART Jakarta juga dikonsumsi publik non balap (Klik Di Sini).
Setelah menjadi heboh, tim ART Jakarta juga mencoba untuk melakukan tes ulang, melibatkan pihak lain yang dianggap independen.
Mereka menggandeng PT Catur Bangun Putra di Rawamangun, Jaktim (14/7/2018) (Klik Di Sini).
Namun berbeda dari tes pertama yang rela dishare, hasil uji kedua oleh pihak lain tak diungkap.
Adakah ART Jakarta menutupi sesuatu?
(BACA JUGA: Kocak, Sempat Bikin Penasaran, Ternyata Dari Sini Suara Denting Berisik Di Ducati 1098)
Kepada GridOto.com, Ade Rachmat, manajer tim ART Jakarta mengatakan pihaknya sengaja melakukan tes ulang untuk mengetahui berapa oktan bahan bakar IRS dengan menggunakan alat uji berbeda.
Ia enggak membuka berapa oktan hasil tes kedua tersebut.
Namun mengakui angkanya jauh berbeda dari tes pertama yang menunjukkan angka 86.
"Jauh banget bedanya. Tapi bukan 98, di atasnya," aku Ade.
Kok bisa?
Ia tak menjawab namun menurutnya ada perbedaan metode yang digunakan.
Kotis-2, alat yang ia beli dapat mengetahui berapa oktan bahan bakar dengan cara dicelupkan.
Juga mengetahui berapa oktan bahan bakar yang dicampur dengan peningkat oktan.
Sementara menurutnya, alat yang digunakan pada uji kedua tak bisa membaca jika terdapat pencampuran bahan bakar dengan peninggi oktan.
Lantas target apa yang hendak diraih ART Jakarta jika tes pertama dan kedua dianggap tidak kredibel atau akurat?
(BACA JUGA: Blak-blakan Veroland: Suka Motor Gara-gara 'Keracunan' Film)
Ade menyebut, tujuan dari melempar permasalahan ini adalah perbaikan prosedur pengisian bahan bakar motor di kejurnas IRS.
Menurutnya, salah satu mekanik ART sudah menegur petugas transponder karena ada motor yang tak disegel bisa mendapat transponder.
Padahal menurutnya, tanpa segel, transponder tak bisa dilekatkan begitu saja di motor.
Sebab ada prosedur yang disudah ditetapkan regulasi balap di IRS.
"Petugasnya malah bilang itu bukan urusan dia," ucap Ade.
Ia mengaku tak ingin menyeret Pertamina selaku penyuplai bensin untuk balap IRS.
Sebab menurutnya, bagaikan makanan, ini urusan antara ia dan restoran yang menjual makanan, bukan suplier makanannya.