GridOto.com - Melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika ternyata berpotensi menaikkan harga mobil di Indonesia.
Pasalnya saat ini sebagian besar harga komponen dalam perakitan mobil masih dalam bentuk Dolar.
Memang sebagai perusahaan, agen pemegang merek (APM) punya macam-macam strategi, misalnya hedging.
Salah satu APM yang menerapkan hedging misalnya Toyota Astra Motor (TAM).
(BACA JUGA: Buat yang Penasaran, Ini Dia Galeri Foto Suzuki Jimny Generasi Baru)
Hedging yang dimaksud adalah strategi trading untuk “membatasi” atau “melindungi” dana trader dari fluktuasi nilai tukar mata uang yang tidak menguntungkan.
"Proses hedging itu memberi kami keleluasaan untuk mempertahankan harga kendaraan sampai dalam periode tertentu, nah disitu kita akan tahan," kata Fransiscus Soerjopranoto, Executive General Manager TAM, seperti dikutip dari Kompas.tv beberapa waktu lalu.
Meski begitu, Gabungan Industri Kendraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memprediksi kalau kenaikkan harga tetap mungkin terjadi.
(BACA JUGA: Apresiasi Tinggi Kepada Pihak yang Dukung Pelaksanaan Mudik Lebaran 2018)
"Ini kalau Dolar masih bertahan Rp 14.400 dalam jangka lama mungkin APM perlu melakukan adjustment (penyesuaian) lagi,” ujar Ketua Umum Gaikindo, Johannes Nangoi, seperti dikutip dari Kompas.com.
Langkah hedging sendiri biasanya ditempuh perusahaan dalam waktu tertentu.
“Karena jujur, ini cukup berpengaruh, namun ini tergantung merek per merek, mereka berbeda-beda, ada stoknya tinggi, ada yang sedikit,” ucap Nangoi.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar, seperti laporan dari Bloomberg per 6 Juli 2018 kemarin sudah tembus di angka Rp 14.375.