GridOto.com - Bicara soal biker pengendara moge, yang terlintas di pikiran adalah lifestyle mereka yang identik dengan tato.
Namun, apakah benar begitu?
Dwi Anggono atau yang akrab disapa Duff, manajer sekaligus seniman tato di Shoveland, Tangerang Selatan, menyangkal hal itu.
"Bukan lifestyle, itu sekadar hobi," buka duff kepada GridOto.com (4/7/2018).
(BACA JUGA: Mau Ganti Lampu Depan LED Buat Motor yang Pakai Soket H4? Lagi Diskon Harganya Cuma Rp 60 Ribuan!)
"Apalagi di sini (Indonesia), tato bagi biker bukanlah sebuah kebutuhan," lanjutnya.
"Namun, kalau kita berbicara tentang klub HD di Eropa, beda lagi ceritanya," imbuh Duff.
"Di sana, tiap anggota klub atau geng HD wajib menato tubuh dengan 'colour' (simbol) kelompok mereka masing-masing untuk menandakan bahwa mereka telah menjadi life member," jelas Duff yang mengaku telah banyak menato anggota klub HD di Eropa.
Menurut Duff, gaya hidup biker moge di Indonesia bukanlah tato, melainkan riding.
(BACA JUGA: Performa Mesin Ertiga Terbaru, Makin Asyik di Putaran Bawah)
"Real biker, pasti gila riding. Riding Ke mana saja pasti disanggupi oleh mereka," kata Duff.
"Dan, menurut saya, biker yang menato tubuhnya karena mengikuti tren, semisal mulai main HD baru bikin tato, itu bukan real biker," katanya lagi.
Sementara itu, kata narasumber yang enggan disebutkan namanya, ia menggemari tato jauh sebelum punya HD.
"Saya bertato sudah lama, karena hobi, sama sekali tidak ada hubungannya dengan HD," katanya.
(BACA JUGA: Kronologis Pemotor Terlibat Kecelakaan Dengan Truk di Bandung)
"Punya HD baru tahun 2015 kemarin. Memang saya bikin tambahan tato setelah punya HD, tapi enggak ada hubungannya dengan HD," lanjut pria yang mengaku menggemari motor sejak kecil ini.
Gerai Shoveland di BSD ini memang dilengkapi dengan tattoo room beserta peralatannya.
Sang seniman, Duff, mengaku tidak mematok tarif tertentu untuk pelanggannya.
"Enggak ada tarif tetap, harga kawan saja. Sebab, kami di sini kawan semuanya," ucap Duff.
(BACA JUGA: Sudah Tahu Belum? Ini Dia 5 Jalan Tol Terpanjang di Indonesia)
"Kalau bicara tarif, di Indonesia ini standar tato profesional adalah Rp 1 juta per jam," lanjutnya.
"Saya dengan kawan-kawan di sini metodenya negosiasi saja. Kalau cocok, langsung dikerjakan," imbuhnya.
Berdasarkan pengalaman Duff, pengerjaan tato selesai dalam waktu 1 - 4 jam tergantung tingkat kesulitan.
"Sakitnya akan terasa dalam waktu sehari dan berangsur hilang dalam seminggu," terang Duff.
(BACA JUGA: Bule Australia Pesan Motor Custom Dari Builder India, Hasilnya...)
"Dalam rentang waktu itu, perawatan yang diberikan adalah pemberian lotion dan antiseptik khusus agar tidak terjadi infeksi," pungkasnya.