Toto Wolff Jelaskan Kesalahan Strategi Mercedes di F1 Austria

Rezki Alif Pambudi - Senin, 2 Juli 2018 | 17:05 WIB

Bos tim Mercedes, Toto Wolff (Rezki Alif Pambudi - )

GridOto.com - Mercedes mengalami mimpi buruk di GP F1 Austria, Red Bull Ring (1/7/2018).

Setelah Valtteri Bottas keluar balapan karena masalah mobil, Lewis Hamilton kehilangan posisi sebagai pimpinan lomba, sampai akhirnya keluar balapan juga.

Selain masalah mobil kedua pembalap, salah satu yang disorot adalah strategi Mercedes saat virtual safety car keluar.

Virtual safety car (VSC) keluar setelah insiden Valtteri Bottas.

Di saat tim lain berbondong-bondong memasukkan pembalapnya ke pit, Mercedes tetap memaksa Hamilton melaju.

(BACA JUGA: Ini Alasan Jorge Lorenzo Ngerem Mendadak Sampai Ditabrak Valentino Rossi di MotoGP Belanda)

"VSC keluar, kami sebenarnya punya setengah lap untuk bereaksi tapi kami tidak, ini kesalahan kami sehingga kehilangan balapan, saat di trek ada VSC, 80% sebaiknya kau masuk pit," kata Toto Wolff, bos Mercedes, dikutip GridOto.com dari website resmi Mercedes AMG F1.

Strategi ini harus dibayar mahal, kira-kira apa alasan Mercedes ya?

Ternyata saat itu tim Mercedes dalam dilema besar.

Mercedes agak takut, karena tinggal punya satu pembalap di trek, mikirin beberapa opsi sampai pusing.

Toto Wolff bingung karena Kimi Raikkonen dan Max Verstappen bisa saja merebut posisi terdepan ketika Hamilton masuk pit.

(BACA JUGA: Bukan Tangki Lagi! Ini Penyebab Posisi Jorge Lorenzo Melorot di MotoGP Belanda)

"Pemikiran itu muter-muter, tapi aku tak bilang itu bikin kami pusing, hanya saja kami terlalu lama memikirkan apa opsi untuk Hamilton," jelas Toto Wolff.

Setelah mikir lama, Mercedes kehilangan waktu untuk berpikir dan akhirnya memilih tetap memaksa Hamilton di lintasan di bawah VSC.

Biar begitu, Toto Wolff tetap memuji langkah kepala strategi timnya, James Vowles, yang mengaku salah.

James mengaku salah lewat komunikasi radio ke Lewis Hamilton.

"Bagiku, James yang terbaik, harus punya keberanian untuk keluar menyelamatkan balapan, bahkan keluar di depan jutaan orang untuk mengaku salah," tuntasnya.