GridOto.com- Tak bisa dipungkiri driver ojek online atau ojol saat ini berlipat-lipat banyaknya ketimbang 4-5 tahun silam dibanding pertama kali ojol muncul.
Hal ini adalah keniscayaan, karena gurihnya pendapatan yang bisa diraup driver ojol dan masih tingginya tingkat pengangguran.
Namun kalau kebanyakan driver, jelas jadi masalah tersendiri seperti kemacetan akibat ulah mereka berhenti pinggir jalan bahkan sampai kecelakaan.
Pengamat transportasi sekaligus peneliti Laboratorium Transportasi Program Studi Teknik Sipil Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno mengatakan bahwa pekerjaan sebagai ojol tidaklah menguntungkan.
(BACA JUGA: Ketangkap Basah, Ini Dia Tampang Baru Mitsubishi Pajero)
"Sejatinya, pengemudi ojek online bukan profesi menjanjikan. Hanya untuk sementara dan jangan berlanjut lama," kata Djoko kepada GridOto.com di Jakarta, Jumat (29/6/2018).
Menurutnya, jam kerja dan cara point telah membuat pengemudi ojek online bekerja tidak mengenal waktu (rata-rata lebih dari 8 jam sehari) dan tidak ada waktu libur.
Bahkan kata dia, jika sakit dan mendapat bantuan BPJS, negara juga yang merugi.
"Jadi sebenarnya usaha ojek sepeda motor mengangkut orang harus segera dihentikan," bebernya.
(BACA JUGA: Kasih Dukungan Pembalap Indonesia Turun di MotoGP Belanda)
Untuk itu dirinya menilai agar pemerintah dapat mengalihkan mereka pada bisnis angkutan umum yang lebih layak.
"Negara harus hadir melindungi mereka bukan membiarkan menjadi bahan bulan-bulanan aplikator perusahaan online seolah memberi lapangan pekerjaan dan mengatasi pengangguran," bebernya.
Sebelumnya, pada Kamis (28/6/2018), Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman memutuskan menolak melegalkan ojek online sebagai alat transportasi umum.